Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.80.1
Aliansi Masyarakat Bali Tolak People Water Forum, Ini Jawaban Menteri PUPR
24 Mei 2024 19:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Penolakan tersebut disebabkan kegiatan PWF dinilai tidak sejalan dengan imbauan Gubernur Bali. Menurut Aliansi Gabungan Masyarakat Bali, kehadiran warga asing dianggap berupa bentuk campur tangan asing yang tidak diinginkan, serta dapat membahayakan kedaulatan dan ketertiban masyarakat Bali.
Menanggapi hal tersebut, Basuki mempersilakan aspirasi dapat disampaikan selama tidak anarkis. Dari hasil konsultasi dengan Presiden World Water Council Loïc Fauchon, pemerintah bersepakat agar warga asing bisa masuk Indonesia.
“Tapi buat saya sah-sah saja, kalau demo-demo di Indonesia kan biasa selama tidak mengganggu kita. Jadi saya kira, nanti kalau ada aspirasinya itu, akan saya tanya. Saya akan datangin, saya akan undang juga,” ujar Basuki dalam konferensi pers Closing Ceremony World Water Forum ke-10 di Bali International Convention Centre, Jumat (24/5).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Basuki menegaskan pihaknya akan mewanti-wanti kehadiran aliansi tersebut karena dianggap bisa memprovokasi warga lokal.
“Karena waktu saya dimintain oleh imigrasi, ‘ini ada ada yang mau datang’. Apa solusinya saya konsultasi beliau, kemudian keputusannya ‘let them masuk Indonesia’,” katanya.
Basuki juga telah berdiskusi dengan Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengenai munculnya Aliansi Gabungan Masyarakat Bali. Kelompok tersebut tidak dilarang untuk menyampaikan aspirasi selama tidak mengganggu delegasi yang hadir.
“Selama enggak anarkis, enggak ini menurut saya. Karena saya juga diskusi dengan Pak Luhut, kemudian dengan aparat jadi umum tidak dilarang untuk berkegiatan di sini selama tidak mengganggu,” tuturnya.
Aliansi Gabungan Masyarakat Bali juga menyoroti bahwa PWF tidak mencerminkan aspirasi atau kebutuhan sebenarnya dari masyarakat Bali.
ADVERTISEMENT
"Kami menegaskan bahwa kami tidak akan membiarkan agenda asing mengganggu kedamaian dan keharmonisan di Bali," kata koordinator Organisasi Masyarakat Pecalang dan Masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Gabungan Masyarakat Bali, Gus Yadi, dikutip dari Antara.
Yadi meminta kepada pemerintah setempat untuk menindaklanjuti penolakan mereka terhadap agenda PWF yang dijadwalkan untuk dilaksanakan pada 20-23 Mei 2024.