Aliran Modal Asing Rp 670 Miliar Masuk ke RI dalam Sepekan

19 Juli 2024 19:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menujukkan pecahan mata uang Dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di kawasan Kemang, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menujukkan pecahan mata uang Dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di kawasan Kemang, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia atau transaksi nonresiden beli neto selama periode 15-18 Juli 2024 tembus Rp 690 miliar.
ADVERTISEMENT
Secara rinci, Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono mengatakan, modal asing yang masuk berasal dari beli neto Rp 670 miliar di pasar saham dan Rp 400 miliar di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Kemudian terjadi jual neto sebesar Rp 380 miliar di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
“Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai 18 Juli 2024, nonresiden tercatat jual neto Rp 31,10 triliun di pasar SBN, jual neto Rp 2,98 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 162,15 triliun di SRBI,” kata Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (19/7).
Kemudian, premi CDS Indonesia 5 tahun per per 18 Juli 2024 sebesar 74,04 bps. Angka ini naik dibandingkan 12 Juli 2024 sebesar 69,58 bps.
ADVERTISEMENT
BI juga mencatat imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun stabil di 6,92 persen. Sementara yield untuk US Treasury tenor yang sama turun ke level 4,202 persen.
Di sisi lain, rupiah dibuka di level Rp 16.180 per dolar AS (USD) pada hari ini, Jumat (19/7), melemah dibandingkan sehari sebelumnya Rp 16.150 per USD. Indeks dolar AS melemah ke level 104,17.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 36 poin atau 0,22 persen ke level Rp 16.191 pada perdagangan hari ini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan perekonomian eksternal Indonesia,” pungkas Erwin.