Allianz Life Genjot Asuransi Syariah, Gaet Milenial hingga Ada Produk Wakaf

3 Agustus 2021 16:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Allianz di Indonesia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Allianz di Indonesia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asuransi Allianz Life Indonesia masih menunjukkan kinerja positif di tengah pandemi COVID-19. Premi sepanjang 2020 tumbuh 22 persen. Pertumbuhan tersebut masih berlanjut di kuartal I 2021 sebesar 17,5 persen.
ADVERTISEMENT
Pimpinan Unit Usaha Syariah Allianz Life Indonesia, Yoga Prasetyo, memastikan pihaknya terus berupaya meningkatkan kinerja. Salah satu strategi yang diambil adalah dengan menggaet generasi milenial.
"Ke depan kami akan memanfaatkan momentum ini dengan memanfaatkan beberapa hal salah satunya kami ingin lebih perkenalkan lagi konsep asuransi syariah kepada generasi milenial," kata Yoga saat webinar yang digelar Allianz Indonesia, Selasa (3/8).
Yoga mengakui asuransi syariah masih belum akrab di telinga masyarakat khususnya anak muda. Asuransi tersebut juga masih di bawah bayang-bayang asuransi konvensional.
Meski begitu, Yoga mengungkapkan pihaknya mempunyai 15.300 tenaga pemasar berlisensi syariah dan lebih dari setengahnya merupakan generasi milenial. Ia merasa kondisi itu jadi modal yang baik untuk masuk ke pasar anak muda tersebut.
ADVERTISEMENT
“Sehingga apa pun yang kami lakukan sebetulnya juga dalam rangka bagaimana mendekatkan mereka ke konsep asuransi terutama asuransi syariah,” ujar Yoga.
Selain tenaga pemasar, Yoga memastikan pihaknya bakal mengedepankan inovasi di produk yang ditawarkan. Ia menyebut salah satu inovasi yang didorong saat ini adalah fitur wakaf.
“Wakaf ini adalah salah satu inovasi dari produk asuransi di mana santunannya yang biasa diterima untuk santunan meninggal dunia dan sebagian dana investasi yang biasanya diterima dalam bentuk tunai oleh ahli waris. Nah ini ada pilihan untuk diwakafkan,” ungkap Yoga.
Sementara itu, Head of Sharia & Business Support Allianz Life Indonesia, Hendra Gunawan, menjelaskan fitur wakaf memungkinkan masyarakat berwakaf tanpa menunggu mempunyai dana atau aset besar.
ADVERTISEMENT
Hendra mengakui selama ini anggapan masyarakat untuk berwakaf butuh dana besar karena harus membangun seperti masjid, madrasah, dan makam yang memang membutuhkan dana tidak sedikit.
Hendra merasa kalau bicara wakaf memang yang sering muncul adalah 3 M atau masjid, madrasah, dan makam. Hal tersebut dianggap memerlukan dana yang tidak sedikit. Menurutnya mindset tersebut harus diubah, apalagi dengan adanya fitur wakaf di asuransi.
“Nah dengan wakaf asuransi syariah maka sebenarnya atau sejatinya kita bisa itu wakaf tak perlu menunggu aset besar dan kita bisa mulai merencanakan berwakaf dengan cara mencicil,” terang Hendra.
Hendra menggambarkan di fitur wakaf tersebut sebagian santunan asuransi bisa dimanfaatkan untuk wakaf atau maksimal yang diberikan adalah 45 persen. Sisanya diberikan kepada ahli waris peserta asuransi syariah.
ADVERTISEMENT
Selain itu potensi manfaat investasi yang bisa diwakafkan adalah maksimal sepertiga. Sedangkan dua per tiga diberikan kepada ahli waris peserta asuransi syariah.
“Ahli waris itu nantinya bisa menjalankan ibadah wakaf dengan mempercayakan kepada lembaga wakaf untuk kemudian dipilih program wakaf apa yang diinginkan,” terang Hendra.
Hendra menuturkan wakaf tidak hanya berhenti di pembangunan masjid, sekolah, dan rumah saja. Menurutnya, para ahli waris bisa memilih seperti untuk pembangunan jembatan hingga pengobatan atau rumah sakit.
“Artinya dengan fitur wakaf melalui manfaat asuransi dan investasi pada asuransi jiwa syariah kita akan bisa menyentuh berkontribusi lebih dalam lagi, lebih banyak lagi ke orang di luar sana,” tutur Hendra.

Potensi Wakaf Masih Rp 24,8 Miliar

Ilustrasi Bank Syariah. Foto: Shutterstock
Hendra Gunawan mengungkapkan customer Allianz yang memanfaatkan fitur wakaf masih rendah. Ia menganggap kondisi tersebut karena belum masifnya edukasi mengenai fitur tersebut yang sebenarnya sudah ada sejak tahun 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
“Jadi memang belum terlalu besar, di samping edukasi tentang wakaf sendiri masih sangat rendah dan yang kedua akhirnya menimbulkan ketidaktahuan dari masyarakat, wakaf di dalam produk atau program asuransi ini juga bisa dimanfaatkan untuk mereka,” terang Hendra.
Masih belum banyaknya masyarakat yang memanfaatkan fitur wakaf membuat potensi wakaf di Allianz Life Syariah masih belum maksimal. Sejauh ini potensi wakaf baru mencapai Rp 24,8 miliar.
"Sampai 30 Juni 2021 potensi wakaf yang kita miliki di Alliance Syariah dari peserta kita baru Rp 24,8 miliar dengan saat ini total peserta sebanyak 298 peserta yang berkomitmen mewakafkan sebagian dari santunan asuransinya," ujar Hendra.
Hendra menjelaskan angka tersebut disebut potensi karena di dalam asuransi syariah nilai wakafnya belum dibayarkan. Ia menuturkan hal tersebut akan menjadi nilai atau diwujudkan sebenarnya ketika peserta dari asuransi syariah meninggal dunia. “Makanya masih dinamakan potensi wakaf,” terang Hendra.
ADVERTISEMENT
Hendra percaya wakaf yang ada di Allianz Life Syariah bisa terus berkembang. Perkembangan itu bisa berdampak positif juga ke masyarakat melalui wakaf yang diikuti peserta asuransi.