Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Alwaleed, Investor Korporasi AS yang Sebut Trump Sebagai ‘Aib’
6 November 2017 17:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah kerajaan Arab Saudi menahan Pangeran Alwaleed bin Talal, beserta 10 pangeran lain dan 4 menteri, atas dugaan kasus korupsi. Di antara tokoh yang ditahan, sosok Alwaleed yang paling mengemuka karena kerap tampil di media internasional.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kiprah bisnisnya juga mendunia. Investasi Alwaleed masuk ke perusahaan-perusahaan global, termasuk yang berbasis di Amerika Serikat seperti Citigroup. Seperti dilansir Reuters, dia sangat dekat dengan mantan Chief Executive Citigroup, Sanford "Sandy" Weill. Dia juga akrab dengan tokoh Wall Street lainnya termasuk CEO Goldman Sachs Lloyd Blankfein.
Ayah Pangeran Alwaleed adalah menteri keuangan kerajaan Arab Saudi selama tahun 1960-an. Pangeran Alwaleed membentuk Kingdom Holding pada 1979, awalnya menginvestasikan sejumlah dana di sektor properti di Riyadh. Pada 1990-an, dia masuk Wall Street, dan membenamkan investasi besar di Citigroup.
Pangeran Alwaleed meningkatkan kepemilikan sahamnya di Citigroup pada puncak krisis keuangan global, satu dekade yang lalu.
"Dia selalu menjadi wajah yang merepresentasikan Arab Saudi yang penuh warna dan tidak formal, meskipun dia tidak pernah menjadi pembuat keputusan penting di kerajaan ini," ujar seorang pengusaha yang berbasis di Teluk.
ADVERTISEMENT
Alwaleed juga dikenal karena pandangan politiknya yang kerap menentang arus. Gaya bicaranya juga blak-blakan. Postingannya di akun twitter menyebut Donald Trump sebagai “aib”, menjadi berita utama pada tahun 2015 ketika masa kampanye Pemilu presiden AS.
Selama kampanye pemilihan presiden AS, Pangeran Alwaleed menuntut agar Trump mengundurkan diri. Tuntutan itu dipicu pernyataan Trump yang akan melarang masuknya warga Muslim ke Amerika Serikat.
Namun setelah kemenangan Trump, Pangeran Alwaleed mengatakan apapun perbedaan masa lalu mereka, rakyat Amerika telah memutuskan. Dia pun mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangannya.
Tak hanya lugas mengungkapkan pendapatnya di luar negeri, Pangeran Alwaleed juga merupakan tokoh pertama yang menyuarakan reformasi hak-hak perempuan. Termasuk, pencabutan larangan mengemudi bagi kaum perempuan di Arab Saudi. Gagasan itu kemudian disambut Raja Salman, yang memerintahkan pencabutan larangan tersebut mulai tahun depan.
ADVERTISEMENT