Amankan Produksi Beras, Mentan Sarankan Petani Pakai Alsintan saat Panen Raya

12 Maret 2024 14:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentan Amran Sulaiman. Foto: Kementan RI
zoom-in-whitePerbesar
Mentan Amran Sulaiman. Foto: Kementan RI
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong penggunaan teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam mengakselerasi produksi beras nasional. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menilai penggunaan alsintan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi berproduksi.
ADVERTISEMENT
“Kalau menggunakan teknologi, biaya turun 60 persen, produktivitas bisa dua kali lipat naik, losses-nya 10 persen, dan 10,2 persen kita bisa ambil," kata Amran melalui keterangan tertulis, Selasa (12/3).
Amran mengungkapkan saat ini panen raya sudah mulai berlangsung di berbagai wilayah. Ia mengungkapkan pihaknya terus menggiatkan penggunaan alsintan, salah satunya untuk menekan kehilangan hasil (food losses) saat panen.
Amran menjelaskan terdapat beberapa tahapan setelah panen, mulai dari pemanenan, perontokan, pengangkutan, pengeringan, penggilingan, penyimpanan, dan pemasaran. Titik kehilangan hasil terjadi pada tahapan pemanenan, penumpukan sementara panenan padi, dan perontokan untuk menghasilkan gabah.
Amran menganggap salah satu alsintan yang efektif untuk menekan kehilangan hasil adalah combine harvester yang mampu menekan losses hingga 1-2 persen. Menurutnya, mesin ini mampu memotong padi, merontokkan, dan membersihkan butiran gabah dari kotoran.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), Fadjry Djufry, mengungkapkan Kementan telah berinovasi menghasilkan Mini Combine Harverster (MICO) yang disesuaikan dengan lahan sawah Indonesia, yang umumnya sempit dan berlumpur dalam. Ukuran panjangnya 260 cm, lebar 180 cm, dan tinggi 170 cm dengan bobot 800 kg. Lalu lebar kerja 1,2 meter dan kapasitas kerja mesin 7-9 jam/ha.
“Mini combine harvester dapat lebih mudah beroperasi dan bermanuver di petakan sawah yang tidak terlalu lebar,” jelas Fadjry.
Fadjry mengungkapkan teknologi alsintan tersebut telah dilisensi oleh perusahaan swasta, seperti PT Lambang Jaya, PT Adi Setia Utama Jaya, dan PT Sarandi Karya Nugraha.
“Kami harapkan petani dapat menggunakan teknologi tepat guna, terutama untuk mengamankan hasil panen dari kehilangan hasil. Dengan demikian, hasil panen menjadi lebih optimal,” tutur Fadjry.
ADVERTISEMENT