Amman Mineral Internasional Cetak Laba Bersih Rp 7,8 T pada Semester I 2024

26 Juli 2024 15:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek pembangunan smelter milik AMMAN Mineral berkapasitas 900 ribu ton untuk mengolah tembaga serta pemurnian emas di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Besar, NTB. Foto: Dok. AMMAN Minerals
zoom-in-whitePerbesar
Proyek pembangunan smelter milik AMMAN Mineral berkapasitas 900 ribu ton untuk mengolah tembaga serta pemurnian emas di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Besar, NTB. Foto: Dok. AMMAN Minerals
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengumumkan hasil kinerja keuangan dan operasional periode semester I 2024. Perusahaan mencatatkan laba bersih USD 479 juta, melonjak 291 persen dari semester I 2023.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang mengoperasikan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, tambang Batu Hijau, tersebut mencatatkan kinerja dengan level tertinggi dalam 7 tahun terakhir.
Presiden Direktur AMMAN, Alexander Ramlie, menjelaskan sejak mengambil alih Batu Hijau, operasi perusahaan telah memecahkan berbagai rekor produksi, dan produksi logam telah mencapai tingkat tertinggi, bahkan melebihi kinerja di tahun 2022.
Pada semester I 2024, produksi konsentrat AMMN meningkat 90 persen (yoy), dengan produksi tembaga dan emas masing-masing meningkat sebesar 76 persen dan 189 persen.
Proyek ekspansi AMMN, kata dia, juga berjalan sesuai rencana. Proyek smelter telah mencapai penyelesaian mekanis pada tanggal 31 Mei 2024 dan telah memasuki tahap komisioning segera setelahnya.
"Produksi pertama katoda tembaga direncanakan dimulai pada kuartal keempat tahun 2024," ujar Alexander dalam keterangan resmi, Jumat (26/7).
ADVERTISEMENT
Selain itu, kinerja ini juga didukung dengan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) telah mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga pada 25 Juli 2024. Dengan demikian, Alexander meyakini panduan kinerja tahun 2024 tetap sesuai dengan rencana sebelumnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan AMMN, Arief Sidarto, menjelaskan kinerja perusahaan terutama didorong oleh peningkatan signifikan dalam volume penjualan tembaga dan emas, yang masing-masing tumbuh sebesar 126 persen dan 188 persen, serta efisiensi operasional. Kenaikan harga emas sebesar 13 persen juga semakin mendorong kinerja perusahaan.
"Kinerja keuangan kami pada semester pertama tahun 2024 juga merupakan yang tertinggi sejak AMMAN mengambil alih operasi Batu Hijau," ungkap Arief.
Meskipun larangan ekspor mulai berlaku pada 1 Juni 2024, Arief mencatat penjualan bersih pada Semester I tahun 2024 meningkat 167 persen (yoy) menjadi USD 1.549 juta, didorong oleh produksi bijih berkadar tinggi.
ADVERTISEMENT
Kemudian, EBITDA AMMN pada Semester I 2024 juga melonjak 186 persen (yoy) dengan margin EBITDA sebesar 62 persen, serta laba periode berjalan meningkat 291% persen menjadi USD 479 juta.
"Rencana belanja modal kami tetap berjalan sesuai rencana, dan kami akan terus memantau pasar komoditas dan keuangan global serta terus menjaga kebijakan keuangan yang hati-hati," tutur Arief.
Perusahaan juga mencatat produktivitas penambangan dan volume material yang diangkut mencapai rekor tertinggi, jika dibandingkan dengan periode semester pertama sejak dimulainya operasi Batu Hijau 24 tahun lalu.
Selain itu, biaya penambangan per unit turun sebesar 2 persen (yoy) dari USD 2,39/ton pada Semester I 2023 menjadi USD 2,34/ton pada Semester I 2024, karena berkurangnya aktivitas pemompaan untuk mengeringkan dasar pit dan peningkatan volume material yang ditambang dibandingkan Semester I 2023.
ADVERTISEMENT
Penjualan bersih AMMN naik 167 persen menjadi USD 1.549 juta, dibandingkan USD 581 juta pada Semester I 2023. Peningkatan ini disebabkan oleh produksi bijih berkadar tinggi yang mengandung banyak emas. Kontribusi penjualan emas pada Semester I 2024 sebesar 50 persen dari penjualan bersih, naik dari 41 persen pada Semester I 2023.
Perusahaan sudah menghabiskan total belanja modal pada Semester I 2024 sebesar USD 867 juta, hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh proyek-proyek ekspansi, salah satunya smelter dan PMR sebesar USD 265 juta.
Per 30 Juni 2024, AMMN memiliki total utang sebesar USD 3.784 juta dengan total utang bersih sebesar USD 2.451 juta, atau meningkat sebesar 18 persen dari Desember 2023. Kenaikan utang ini untuk memastikan ketersediaan dana untuk mendukung proyek ekspansi dan operasi.
ADVERTISEMENT