news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Anak Usaha Agung Sedayu Bangun Mal hingga Apartemen di Kemayoran Rp 7 T

12 April 2023 19:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agung Sedayu Realestat Indonesia (ASRI). Foto: ASRI
zoom-in-whitePerbesar
Agung Sedayu Realestat Indonesia (ASRI). Foto: ASRI
ADVERTISEMENT
Agung Sedayu Realestat Indonesia (ASRI), anak perusahaan dari Agung Sedayu Group, akan meluncurkan Menara Jakarta, mix-use development terbaru yang berlokasi di Kemayoran. Pihak ASRI menyebutkan nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun Menara Jakarta sekitar Rp 7 triliun dengan skema pendanaan joint venture.
ADVERTISEMENT
Mix-use development adalah pengembangan sebuah kawasan terintegrasi yang terdiri dari tempat tinggal, kantor, pusat perbelanjaan atau mal, dan fungsi urban lainnya.
Menara Jakarta terintegrasi dan terbagi dalam beberapa area, yang seluruhnya dihubungkan oleh Jakarta Mall. Untuk Jakarta Mall sendiri, pembangunannya ditargetkan selesai tahun 2024.
“Target komersial untuk Jakarta Mall-nya kita rencana akhir tahun depan, kalau yang apartemen sudah mulai handover. Kita target tahun depan selesai untuk apartemen,” kata CEO ASRI, Alexander H. Kusuma, dalam konferensi pers, Rabu (12/4).
“Total planning 6 tower, apartemen kita 4 tower, hotel ada 1 tower, kantor 1 tower. Itu semua dihubungkan Jakarta Mall,” lanjutnya.
CMO ASRI, Frans Asrianto, menyebutkan Menara Jakarta sengaja dibangun di Kemayoran karena besarnya potensi bisnis di daerah itu. Frans juga menyebut Menara Jakarta ditujukan untuk menjadi pusat perkumpulan bagi komunitas di sekitar Kemayoran.
ADVERTISEMENT
“Karena Kemayoran itu untapped business prospect yang sangat menarik untuk di-explore. Pertama kalau dilihat dari akses yang strategis, antara Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara. Kemudian terdapat hampir 25 ribu unit apartemen, 2 rumah sakit, 3 international school, 4 hotel, dan 22 tower office yang bisa menarik pasar,” jelas Frans.
Namun, Frans menyebutkan belum ada pusat perbelanjaan yang cukup besar yang dapat menjadi tempat berkumpul masyarakat maupun komunitas lokal.
“Kami yakin ada masyarakat lokal yang tetap butuh tempat bertemu, bersosialisasi. Kita sendiri nggak bersaing dengan mal daerah lain, karena kita fokus untuk pengembangan komunitas di sana,” ujarnya.