Aneka Kartu Elektronik Makin Populer, Berapa Biaya Produksinya?

19 Desember 2017 22:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kartu  dicetak oleh PT Pura Smart Technology (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kartu dicetak oleh PT Pura Smart Technology (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah mendorong penggunaan transaksi elektronik dan mengurangi penggunaan uang secara tunai. Hal ini membuat aneka kartu elektronik makin populer di masyarakat, untuk beragam kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Meskipun bahan baku untuk pembuatan kartu elektronik masih diimpor, namun pembuatannya sudah bisa dilakukan di dalam negeri. Salah satu produsen aneka kartu elektronik adalah PT Pura Smart Technology di Kudus, Jawa Tengah.
Anak perusahaan Pura Group itu, memproduksi aneka kartu dengan teknologi chip di dalamnya. Seperti kartu uang elektronik, kartu sim card seluler, termasuk KTP elektronik (e-KTP).
General Manager PT Pura Smart Technology Suwandi mengatakan, untuk mencetak kartu-kartu tersebut bahan dasar yang digunakan adalah plastik yang diimpor dari China. "Kita masih impor. Microchip juga impor dari China, Belanda, dari Samsung juga ada. Bedanya bukan kualitas tapi masalah pemakaian. Hampir sama semua kualitasnya. Fungsinya saja yang beda-beda," ujar Suwandi pada kumparan (kumparan.com) saat ditemui di kantor PT Pura Group, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (19/12).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, masing-masing kartu elektronik itu memiliki spesifikasi yang berbeda. Kartu uang elektronik memiliki spesifikasi berbeda dengan kartu seluler. Pada karyu uang elektonik, terdapat mikrochip yang tertanam di dalam kartu yang berfungsi untuk merekam data. Sedangkan pada kartu seluler, chip berada di luar kartu.
Dia menjelaskan, dalam sebulan pihaknya mampu mencetak kartu seluler sebanyak 9 juta keping. "Untuk sim card handphone kita sebulan bisa mencetak 9 juta keping. Kalau yang lain itu fluktuatif ya, karena sesuai permintaan atau kontrak tender. Tahun ini kami mencetak 8 juta keping untuk e-KTP," ungkap Suwandi.
KTP elektronik (e-KTP) (Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
zoom-in-whitePerbesar
KTP elektronik (e-KTP) (Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Menurutnya untuk mencetak kartu-kartu tersebut dibutuhkan biaya yang berbeda bergantung pada kapasitas. "Untuk kartu seluler harganya macam-macam, di kisaran Rp 2.000. Untuk e-KTP lebih mahal karena microchipnya khusus. Harga cetak per kepingnya di bawah Rp 10.000," ujar Suwandi.
ADVERTISEMENT
Menurut Suwandi microchip dalam e-KTP harus melalui proses pre-personalisasi. "Istilahnya kalau beli komputer hard disk-nya harus diformat. Nah e-KTP juga harus diformat. Kalau enggak nanti enggak bisa dipakai," ujar Suwandi. Setelah adanya pre-personalisasi, microchip E-KTP akan bisa menyimpan data seperti foto dan sidik jari. "Ini mestinya sudah bisa digunakan untuk e-voting," ungkap Suwandi.
Dari seluruh kartu yang dicetak, Suwandi menjelaskan kartu paling mahal adalah e-money milik Bank Mandiri. "Microchipnya memorinya besar, sekuritinya lebih tinggi itu levelnya e paspor. Harganya hampir Rp 20.000," ungkap Suwandi. Menurutnya masing-masing kartu yang dilengkapi microchip dapat menampung data dengan kapasitas berbeda. "Yang paling kecil microchip kami pakai yang 4 KB, e-KTP itu 8 KB. Kalau e-moneynya Mandiri besar, sampai 80 KB," ujar Suwandi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, data yang dimasukkan dalam microchip tersebut dapat disimpan selama 20 tahun. "Usia pemakaian microchip lifetime-nya panjang. Ada data disimpan di microchip sampai 20 tahun," tutupnya.