Angela Tanoesoedibjo: Privilege Tidak Menjamin Kesuksesan

7 November 2023 22:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keseruan acara kumparan Anak Bangsa Curhat di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (7/11/2023).
 Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Keseruan acara kumparan Anak Bangsa Curhat di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (7/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif (Kemenparekraf) angkat bicara soal privilege yang dimiliki seseorang, khususnya dalam bidang ekonomi kreatif. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wamenparekraf RI, Angela Tanoesoedibjo dalam acara kumparan 'Anak Bangsa Curhat' di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Selasa (7/11).
ADVERTISEMENT
Angela menjadi salah satu dari empat narasumber di acara yang bertemakan Career Guide: Gen Z for The Future itu. Ia sempat mengatakan bahwa privilege di dalam ekonomi kreatif itu tidak menjamin kesuksesan, melainkan membuka kesempatan.
"Yang saya percayai dan yang saya observasi, privilege itu tidak menjamin kesuksesan, privilege itu membuka kesempatan. Jadi poin disini yang perlu kita lihat adalah kesempatan," ujar Angela di Gedung Aseec Tower Kampus B, Unair, Selasa (7/11).
Keseruan acara kumparan Anak Bangsa Curhat di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (7/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Angela menyebut bahwa setiap orang memiliki privilege masing-masing. Namun, memiliki jalan yang berbeda-beda.
"Kalau bicara privilege itu banyak ya, apakah privilege secara ekonomi, apakah kepada akses pendidikan, apakah privilege gender, itu bermacam-macam. Jadi tidak bisa dipungkiri bahwa semua dari kita itu memiliki satu atau dua hal privilege tersebut," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, di ekonomi kreatif, privilege dapat digunakan untuk saling berkolaborasi dalam menciptakan sebuah karya.
"Nah yang harus kita lakukan saya kira ini sudah zaman digitalisasi dan juga sudah zaman yang lebih terbuka, sudah zaman kolaboratif khususnya di ekonomi kreatif saya merasa segala perbedaan yang ada dimanapun posisi saat ini kalau sifatnya kolaboratif kita bisa menghasilkan karya yang lebih baik," terangnya.
Dia kembali menegaskan bahwa ekonomi kreatif dibutuhkan kerja sama dengan membawa privilege masing-masing.
"Jadi bagusnya di ekonomi kreatif kita tidak bisa kerja sendiri, kita harus kerja sama. Jadi segala perbedaan yang kita miliki, privilege yang kita miliki kalau bisa menggabungkan itu semua pasti bisa menghasilkan karya yang luar biasa," tandasnya.
Keseruan acara kumparan Anak Bangsa Curhat di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (7/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Angela, salah satu pekerjaan Gen Z dalam bidang ekonomi kreatif adalah dengan menjadi content creator. Ia menyebut pangsa pasar bagi content creator telah mencapai sebesar 7 triliun yang akan terus meningkat hingga 5 kali lipat dalam kurun waktu 4 tahun.
ADVERTISEMENT
"Jadi Gen Z ini kelihatannya memang bicara ekonomi kreatif ini dekat dengan konten tidak hanya sebatas konten-konten komedi, tapi sudah mengerucut kepada minat dan bakatnya masing-masing. Kita melihat banyak konten tentang travel, fashion, beauty, jadi sangat beragam dan bisa mengakomodir ketertarikan Gen Z," jelas Angela.
Ia pun berharap, generasi muda yang mendominasi populasi saat ini, bisa aktif dan peduli terhadap pembangunan bangsa. Salah satunya turut menggunakan hak pilih nanti dalam Pemilu 2024 mendatang.
"Jadi kita (generasi muda) harus peduli terhadap pembangunan bangsa dan cara kita peduli adalah salah satunya untuk berpartisipasi pemilu yang akan datang menggunakan hak pilihmu, hak suaramu bagaimanapun juga nanti apa yang kita miliki akan menentukan masa depan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Acara Anak Bangsa Curhat merupakan salah satu rangkaian kampanye kumparan Pemilupedia. Ini merupakan edisi keempat usai kumparan berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Padjajaran, dan Universitas Brawijaya,