news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Anggota DPR Minta BUMN Farmasi Tekan Impor Alkes & Bahan Baku Obat

24 Mei 2022 13:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kimia Farma. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kimia Farma. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PAN Intan Fauzi meminta holding BUMN farmasi untuk membuat roadmap di industri kesehatan, termasuk untuk menekan impor bahan baku obat dan alat kesehatan (alkes).
ADVERTISEMENT
“Apa strategi bisnis/roadmap BUMN Farmasi, sehingga bisa mandiri dalam hal pengadaan alat kesehatan, obat obatan untuk menjadi manufaktur/ produsen, bukan hanya melakukan trading/ dagang dan distribusi” ujar Intan dalam keterangan tertulis, Selasa (24/5).
Selain itu, dia juga mempertanyakan rencana induk holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero), yang akan masuk ke industri herbal di Indonesia. Bahkan, Bio Farma juga menargetkan produk-produknya bisa bersaing dengan produk farmasi dunia.
Anggota Komisi VI DPR F-PAN Intan Fauzi. Foto: Dok. Intan Fauzi
Menurut Intan, saat ini industri farmasi di Indonesia masih bergantung bahan bakunya dari impor, yakni China dan India. Padahal, Indonesia memiliki potensi bahan baku farmasi yang sangat besar, baik herbal maupun obat-obatan,
“Jangan sampai sudah melakukan investasi besar di bisnis herbal, ujungnya bahan bakunya masih impor, padahal hal ini dalam rangka mengangkat kearifan lokal dan memberi nilai tambah tumbuh tumbuhan di Indonesia. Apalagi, pemerintah saat ini sedang mengajukan proses herbal mendapat pengakuan UNESCO,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun anggota Holding BUMN farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), telah menyusun dokumen rencana kerja atau roadmap pengurangan impor bahan baku farmasi. Pembuatan roadmap ini seiring dengan upaya Kimia Farma memproduksi kilang bahan baku obat (active pharmaceutical Ingredients/API) paracetamol.
Bahan baku paracetamol intermediate yang diproduksi yaitu Para Amino Fenol (PAF) sebagai salah satu produk turunan minyak dari kilang Pertamina. Produksi ini guna mengurangi kebutuhan BBO yang saat ini masih impor.
“Timeline (produksi) kita prediksi Juni 2023. Produksi PAF menjadi lama akibat pembuatan kilang tidak mudah. Pertamina saja tidak menyangka pembuatan kilang bahan baku intermediate lebih rumit daripada kilang untuk minyak sendiri,” ujar Direktur Pemasaran, Riset dan Pengembangan Kimia Farma Jasmine Karsono dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, Senin (23/5).
ADVERTISEMENT
Jasmine mengatakan, teknologi produksi bahan baku Paracetamol belum ada di Indonesia, sedangkan China dan India adalah pasokan bahan baku terbesar. Ia berharap produksi bisa dipercepat sehingga Indonesia bisa membuat Paracetamol dalam negeri.
Pada kuartal I 2022, holding BUMN farmasi, yang terdiri dari PT Bio Farma (Persero) dan beranggotakan PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk, mengalami penurunan laba sebesar 29 persen. Penurunan ini disebabkan berkurangnya program penugasan vaksin Covid-19 untuk pemerintah setelah penugasan tersebut mencapai puncak tertinggi di 2021.