Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anggota Komisi VI DPR RI Tolak Rencana Ojol Tak Dapat Subsidi BBM
3 Desember 2024 18:37 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka menyinggung soal kabar ojek online (ojol ) tak lagi dapat subsidi BBM.
ADVERTISEMENT
Rieke berpendapat agar rencana kebijakan ini tidak diterapkan sebab kondisi ekonomi ojol yang berbeda-beda kata dia saat Rapat Komisi VI bersama Pertamina di Gedung DPR RI pada Selasa (3/12).
"Kasian betul, kasian mereka. Bapak mungkin sekali-kali ngobrol, saya baru saja memulangkan anak seorang pengemudi ojek online, janda 5 anak dia pengemudi ojek online, motornya ternyata sewa harian, anaknya terpaksa kena online scamming ke Kamboja. Mohon dukungannya agar pencabutan subsidi bagi Ojek Online dibatalkan," ujar dia.
Selain itu, Rieke juga mendorong pemerintah agar merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Pendistribusian dan Penjualan Harga Jual Bahan Bakar Minyak. Menurut Rieke, aturan tersebut sudah tidak relevan karena BBM subsidi yang diatur adalah BBM subsidi RON 88 atau Premium.
ADVERTISEMENT
“Tetapi uniknya dari periode lalu saya minta, segera revisi, perbaiki. BBM yang diatur adalah dengan RON 88, saya tanya ke Pertamina apakah Pertamina masih jual RON 88?,” kata Rieke.
Selaras dengan Rieke, Anggota Komisi VI lainnya, Mufti Anam dari Fraksi PDI Perjuangan juga mengungkap hari ini terdapat kekhawatiran di antara para pengemudi ojol soal subsidi Pertalite yang kabarnya akan dicabut bagi ojol.
“Soal hari ini yang sedang ramai di masyarakat di kalangan teman-teman ojol bagaimana hari ini mereka gelisah, mereka khawatir, mereka sedih, karena mereka mendengar pernyataan dari Menteri ESDM, Pak Bahlil bahwa subsidi Pertalite ini akan dicabut karena Ojol bukan transportasi umum, walaupun kami jujur saja soal itu gagal paham,” kata Mufti.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jika ditanyakan ke masyarakat maka ojol masuk ke dalam kategori masyarakat umum. Mufti menuturkan, ojol juga sudah mengalami berbagai tekanan seperti tarif aplikasi yang mencapai 20 persen. Ia bilang saat ini ada 4 juta orang yang menggantungkan hidupnya dari profesi ojol.
“Bahwa ojol ini ada 4 juta orang yang hari ini mengharapkan, menyandarkan dari ojek online, mereka punya istri, punya anak, punya keluarga yang jumlahnya jauh lebih besar dari itu,” ungkapnya.
Maka dari itu Mufti berharap agar Pertamina ke depan juga dapat menyediakan BBM yang mudah dan murah untuk rakyat.
“Bagaimana tugas Pertamina ke depan menyediakan energi yang mudah dan murah bagi rakyat,” jelasnya.
Dalam catatan kumparan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memberikan sinyal kalau pengemudi ojek online (ojol) tidak termasuk kriteria konsumen yang mendapatkan BBM bersubsidi.
ADVERTISEMENT
"(Ojol) Enggak (dapat), ojek dia kan pakai untuk usaha. Lho iya dong, masa usaha disubsidi?" tegas Bahlil saat ditemui di kediamannya di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (27/11).