Anggota Komisi VII DPR: Kami Dengar ExxonMobil Mau Cabut dari RI?

18 Agustus 2022 19:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PAN Eddy Soeparno. Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PAN Eddy Soeparno. Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno menilai iklim investasi untuk sektor migas di Indonesia masih belum menggiurkan bagi investor asing. Dia menyebut perusahaan-perusahaan besar lebih memilih negara dengan iklim investasi yang lebih mendukung.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dia mengatakan bahwa telah mendengar kabar salah satu perusahaan migas multinasional, ExxonMobil akan hengkang dari Indonesia.
"Kalau yang kami dengar-dengar, mudah-mudahan ini tidak benar. Tetapi kalau ini menjadi kenyataan bahwa Exxon sendiri di Cepu kalau mendapatkan harga yang tepat mereka akan exit dari Indonesia. Kita sudah melihat Shell sudah exit dari Masela, kemudian IDD sudah ditinggalkan juga oleh Chevron," kata Eddy pada webinar yang digelar ReforMiner Institute, Kamis (18/8).
Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk bisa kembali memiliki daya tarik kuat bagi investor besar, terutama mereka yang memiliki kapasitas untuk melakukan investasi dalam jumlah dan skala yang besar.
Apabila itu tidak dilakukan, perusahaan-perusahaan migas kelas kakap seperti ExxonMobil tersebut akan lebih memilih negara dengan iklim investasi yang lebih menarik.
ADVERTISEMENT
"Sementara para investor ini all the big players itu memiliki pilihan untuk berinvestasi di negara-negara yang mungkin dari aspek regulasi fiskalnya, dari aspek pengelolaan dan perizinan itu jauh lebih mudah dibanding Indonesia. Ini merupakan PR besar bagi kita," ujarnya.
"Ini saya pikir perlu ada thrust force yang betul-betul bekerja fokus dan time line yang ketat untuk bisa merumuskan hal tersebut. Jangan sampai tahun depan kita bertemu lagi di dalam forum seperti ini masih membicarakan hal yang sama," imbuh Eddy.