Angkasa Pura I Catat Kenaikan Penumpang Pesawat di Oktober-Desember

8 Desember 2021 17:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memantau dan mengatur pergerakan pesawat udara di menara Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (13/10/2021). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memantau dan mengatur pergerakan pesawat udara di menara Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (13/10/2021). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
ADVERTISEMENT
PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat adanya kenaikan tren penumpang sejak bulan Oktober hingga Desember ini. Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, rata-rata penumpang per hari sekitar 230.000 orang dalam kondisi normal sebelum pandemi.
ADVERTISEMENT
Kemudian sempat turun hanya sekitar 20 ribu sampai 30 ribu per hari saat puncak kasus COVID-19. Saat ini, hingga 7 Desember, rata-rata penumpang harian di AP I sudah mencapai 118 ribu orang per hari.
"Kalau kita lihat dari data statistiknya di bulan Oktober itu rata-rata penumpang per hari AP 1 itu dari 15 bandara sekitar 95 ribu penumpang per hari. Kemudian naik lagi di bulan November sekitar 111 ribu per hari. Nah di Desember ini dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 7 rata-rata per harinya itu 118 ribu per hari," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (8/12).
Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP), I Faik Fahmi. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Dia memprediksi, dengan kondisi traffic terus meningkat, diproyeksikan selama bulan Desember ini rata-ratanya akan mencapai sekitar 130 ribu penumpang per hari.
ADVERTISEMENT
"Kita punya internal calculation, kita akan mencapai breakevent itu di angka 135 ribu penumpang per hari. Jadi kalau saya memproyeksikan Januari-Desember bisa 130 ribu, maka jumlahnya untuk mencapai tinggi di AP 1 itu hanya butuh sekitar 5 ribu penumpang per hari," jelasnya.
Adapun untuk laba rugi di 2021, dia memproyeksikan masih akan minus Rp 3,24 triliun. Dengan beban utang kepada kreditur dan investor itu hingga November 2021 itu sebesar Rp 28 triliun. Sementara kewajiban ke karyawan, supplier, sekitar Rp 4,7 triliun. Sehingga total kewajiban sekitar Rp 32,7 triliun.
"Dengan kondisi tersebut memang kami memproyeksikan laba rugi kita di tahun 2021 ini mungkin masih akan minus Rp 3,24 triliun, dengan EBITDA minus Rp 209 miliar, dan arus kasnya juga akan minus Rp 1,1 triliun ya," ujarnya.
ADVERTISEMENT