Anies Bicara Soal Pengangguran di RI hingga Dana Desa

6 Agustus 2023 7:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pakar komunikasi politik, Irfan Wahid atau Ipang Wahid saat wawancara Anies Baswedan (kanan) di program Info A1 kumparan pada Rabu (2/8/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pakar komunikasi politik, Irfan Wahid atau Ipang Wahid saat wawancara Anies Baswedan (kanan) di program Info A1 kumparan pada Rabu (2/8/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan berbicara soal pengangguran dan dana desa di Indonesia. Hal itu Anies katakan dalam program Talkshow Info A1 kumparan pada Jumat (4/8).
ADVERTISEMENT
Anies menilai dana desa belum mampu hidupkan perekonomian Indonesia. Menggelontorkan dana rata-rata Rp 1 miliar per desa, menurut dia, tidak langsung akan menciptakan pasar.
"Itu memberikan dana, tapi belum tentu menghidupkan perekonomian. Apa sih menghidupkan perekonomian itu?" kata Anies.
Menurut Anies, menghidupkan perekonomian adalah menciptakan transaksi ekonomi dan pasar menjadi tempat masyarakat melakukan transaksi. Jika tidak ada pasar, maka pelaku usaha akan kesulitan, sehingga di suatu tempat tidak ada yang berperan sebagai off-taker.
"Nah, petani, peternak, itu semua tidak ketemu dengan sebuah pasar yang akan menyerap hasil mereka, dan tidak ketemu pasar yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. KUD, BUMDES, itu perlu dihidupkan," kata Anies.
Anies Bicara Pengangguran RI
Suasana di job fair yang digelar Pemprov DKI Jakarta di Thamrin City, Jakarta, Selasa (16/5/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dalam forum yang sama Anies juga bicara soal pengangguran di Indonesia yang menurutnya saat ini didominasi oleh lulusan SMK. Kurikulum yang tidak mempersiapkan muridnya untuk memiliki keahlian khusus dinilai jadi penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut Anies, banyak murid SMK yang lulus tapi sudah direkrut ke angkatan kerja. Padahal menurutnya SMK di Indonesia harus berorientasi pada vokasi yang sesungguhnya.
"Sehingga lulusan itu bisa baik, jadi yang baik diarahkan vokasi, dan ditingkatkan kualitasnya sumber daya manusia-nya,” ujar Anies.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sebanyak 7,99 juta pengangguran di Indonesia per Februari 2023. Jumlah itu mencapai 5,83 persen dari jumlah angkatan kerja 146,62 juta orang.
Dari jumlah pengangguran tersebut, terbanyak dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pengangguran dari lulusan SMK tercatat sebanyak 9,60 persen per Februari 2023. Jumlah ini turun signifikan dibandingkan data Februari 2022 yang sebesar 10,38 persen dan 2021 sebesar 11,45 persen.
ADVERTISEMENT