Anjlok 69 Persen Sejak IPO, Bukalapak (BUKA) Bakal Jadi Saham Gocap?

17 Maret 2022 9:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Bukalapak. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Logo Bukalapak. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
ADVERTISEMENT
Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mendarat di level terendah, senilai Rp 258 per saham, Rabu (16/3). Harga tersebut anjlok 69 persen sejak penawaran perdana (initial public offering) atau IPO Agustus 2021 lalu, yang diperdagangkan Rp 850 per saham.
ADVERTISEMENT
Lantaran, harga saham yang turun terus menerus, membuat valuasi BUKA tergerus. Berdasarkan penilaian saat ini, kapitalisasi pasar (market cap) BUKA sebesar Rp 25,9 triliun.
Nilai tersebut jauh dari market cap perusahaan waktu awal IPO yang mencapai Rp 87,5 triliun. Atas hal ini, Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat, memproyeksikan, tidak menutup kemungkinan jika harga saham Bukalapak bisa terus anjlok di kisaran Rp 150-200 per saham.
“Kalau sampai (di bawah) 50 perak sih, mungkin tidak sampai karena kalau di Bursa Efek harga saham terendah itu Rp 50, enggak bisa lebih rendah lagi,” ujarnya kepada kumparan, Rabu (16/3).
Secara fundamental, Teguh menilai, kinerja BUKA masih buruk. Perusahaan ini masih mencatatkan kerugian Rp 1,12 triliun di kuartal III-2021.
ADVERTISEMENT
"BUKA masih rugi tapi bukan dalam kondisi bangkrut,” tambah Teguh.
PT Bukalapak.com, Tbk hari ini telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dihadiri oleh Jajaran Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham Perseroan. Foto: Dok. Istimewa

Kinerja Bukalapak Masih Buruk, Investor Disarankan Cut Loss

Untuk itu, ia meminta investor yang awam turut menganalisa dan melihat laporan keuangan perusahaan. Teguh menganggap saham BUKA sempat hype saat IPO dan telah menarik banyak investor.
“Kenapa orang hype banget beli, sampai influencer dan analis ikut rekomendasi? Karena yang beli enggak ngerti analisa saham. Investor yang sudah ngerti pasar saham tidak akan membeli Bukalapak, kecuali tujuan spekulasi,” tegas Teguh.
Bagi investor yang sudah telanjur investasi, Teguh menyarankan tidak ada pilihan lain selain menjual saham dengan harga lebih rendah daripada saat beli (cut loss) agar semakin tidak rugi.
Hal yang sama juga direkomendasikan Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada yang menyebut, investor bisa mulai keluar secara bertahap.
ADVERTISEMENT
"Secara tren historis, bergerak turun. Di tengah turun, ada momentum saham BUKA bergerak terus, dengan bergerak naik, kita dapat keluar bertahap,” katanya.
****
Kuis kumparanBISNIS hadir lagi untuk bagi-bagi saldo digital senilai total Rp 1,5 juta. Kali ini ada kuis tebak wajah, caranya gampang! Ikuti petunjuknya di LINK INI. Penyelenggaraan kuis ini waktunya terbatas, ayo segera bergabung!