Antam Tetap Komit di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Meski LG Hengkang

9 Mei 2025 20:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Antam Kuartal I 2025 di Jakarta, Jumat (9/5). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Antam Kuartal I 2025 di Jakarta, Jumat (9/5). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memastikan kelanjutan proyek baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) meski LG Energy Solution Ltd (LGES) asal Korea Selatan telah menarik diri dari konsorsium Proyek Titan.
ADVERTISEMENT
Perseroan kini menggandeng dua perusahaan asal China, yakni China Ningbo Contemporary Brun Lygend Co Ltd (CBL) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co.
Direktur Utama Antam, Nicolas D. Kanter, mengungkapkan perusahaan tetap melanjutkan kerja sama dengan CBL dan bahkan telah membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) untuk mempercepat pengembangan ekosistem baterai di Indonesia.
“Jadi waktu kita juga menginisiasi dengan Huayou dan LG, proses ini juga sama, prosesnya malah lebih lambat mungkin. Jadi kalau kita lihat prosesnya sangat slow, karena konsorsiumnya juga lebih besar dan mitra-mitranya itu sangat beragam. Jadi itu juga yang menambah kompleksitasnya, mungkin di dalam bagaimana mereka membuat progresnya untuk EV Ecosystem,” ujar Nico dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (9/5).
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Nico menyebut lambatnya progres bersama Huayou dan LG merupakan hal yang wajar, mengingat skala proyek dan konsorsium yang besar, serta fokus pengembangan yang hanya terkonsentrasi di satu negara.
“Oleh karena itu akhirnya pemerintah melihat membuat deadline, kita mesti melihat mungkin potensi yang lain kalau memang ada. Jadi kita lagi me-review bersama-sama dengan pemerintah,” tambahnya.
Saat ini, diskusi intensif juga tengah dilakukan bersama Kementerian ESDM, Holding BUMN Pertambangan MIND ID, dan BPI Danantara untuk meninjau kelayakan pembentukan JV bersama Huayou.
Antam menekankan perlunya kolaborasi erat serta dukungan penuh dari pemerintah agar proyek dapat segera terealisasi.
“Ini membutuhkan suatu kolaborasi yang ketat dan juga dukungan dari pemerintah yang full speed, supaya bisa kita rampungkan dengan cepat,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT