Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Anwar Nasution Pertanyakan Kemampuan Industri Pengolahan BUMN
17 Januari 2018 11:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua BPK Anwar Nasution mengkritik kinerja BUMN. Menurut dia, perusahaan-perusahan negara ini belum maksimal dalam mengelola bahan mentah menjadi nilai tambah.
ADVERTISEMENT
Dalam acara Seminar BUMN Outlook 2018 yang diadakan Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI), Anwar mengatakan, sejak merdeka pada 1945, Indonesia belum mengembangkan ekspor bahan mentah menjadi produk yang bernilai tinggi.
Bahkan, kata Anwar, sejak didirikan oleh VOC, BUMN sekarang ini tetap memproduksi dan mengeskpor komoditas primer tanpa diolah tapi malah dilempar jadi bahan mentah dan bahan bakar bagi industri di negara-negara maju.
“Jadi Indonesia belum mampu mengembangkan industri pengolahan bahan mentah,” katanya di Le Meridien Hotel, Jakarta, Rabu (17/1).
Karena belum maksimalnya BUMN di sektor hilirisasi, hal ini menyebabkan BUMN kalah dengan perusahaan swasta. Sebagai contoh, Anwar membandingkannya dengan Grup Salim dan Sinar Mas.
ADVERTISEMENT
“Salim mampu mengeskpor minyak goreng. Dan itu, tisu yang ada di meja kalian, mampu dibuat oleh Sinar Mas. Dia juga eskpor kertas ke mancanegara. Salim, label Indomie-nya halal, laku sampai ke Maroko. Yang BUMN mana ada yang seperti itu? Ekspor minyak goreng ke India saja enggak bisa,” tegasnya.