Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Anwar Nasution Sangsi Pemerintah Bisa Kelola Freeport
17 Januari 2018 11:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Anwar Nasution menyangsikan kemampuan pemerintah untuk mengelola Freeport di bawah PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sebagai induk usaha Holding BUMN Pertambangan.
ADVERTISEMENT
Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia ini juga menyinggung soal upaya pemerintah merebut 51% saham Freeport.
Dia menyangsikan Indonesia mampu melakukan itu, sebab Inalum yang menjadi induk Holding BUMN Tambang kalah secara teknologi dan produktivitas dengan perusahaan nasional dan asing.
“Sulit dapat membayangkan bagaimana perusahaan tambang negara mampu mengambil alih dan mengelola Freeport. Inalum saja tidak punya kemampuan teknologi dan jaringan pasar dunia seperti kelompok perusahaan Jepang,” kata Anwar di Le Meridien Hotel, Jakarta, Rabu (17/1).
Katanya, selama ini nasionalisme Indonesia hanya diartikan dalam arti sempit yakni sekadar pengambilalihan saham perusahaan asing yang sudah sukses seperti Kaltim Prima Coal, tambang nikel di NTT, Freeport dan Inalum.
Selain itu, pasar ekspor bahan mentah Indonesia sekarang sudah bertambah lebih banyak, mulai dari Malaysia, Korea, India, hingga China. Padahal, dulu hanya di Eropa, Amerika, dan Jepang.
ADVERTISEMENT
“Ini menunjukkan hilirisasi BUMN belum maksimal,” katanya.
Informasi saja, Inalum telah resmi menjadi induk Holding BUMN Tambang membawahi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS). Keputusan tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Desember 2017. Salah satu mandat yang diberikan ke perusahaan Holding BUMN Tambang adalah pengambilalihan saham Freeport Indonesia.