Apa Itu Bunga Bersih Bank yang Disebut Jokowi di RI Jadi yang Tertinggi?

9 Februari 2023 13:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2/2023).  Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2/2023). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut margin bunga bersih bank atau Net Interest Margin (NIM) Indonesia 4,4 persen atau menjadi yang tertinggi di dunia. Tingginya NIM perbankan dianggap membuat investor tertarik masuk.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa sebenarnya bunga bersih bank tersebut?
Secara sederhana, bunga bersih bank adalah selisih antara bunga yang didapat bank dari peminjam atau debitur dengan bunga yang dibayarkan bank ke penyimpan atau nasabah mulai dari tabungan, deposito, hingga giro. Sehingga semakin besar NIM, maka semakin besar pula keuntungan bank.
Berdasarkan keterangan di laman OJK, formulanya yaitu pendapatan bunga bersih adalah pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga atau rata-rata aset produktif yang menghasilkan bunga.
Rata-rata aset produktif contohnya untuk posisi bulan Juni berarti penjumlahan total aset produktif Januari sampai Juni dibagi 6. Sementara, aset produktif yang diperhitungkan adalah aset yang menghasilkan bunga, atau tidak termasuk aset produktif yang tidak menghasilkan bunga seperti penerbitan jaminan, letter of credit, stanby letter of credit, dan fasilitas kredit yang belum ditarik.
ADVERTISEMENT
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Amin Nurdin, mengatakan rata-rata NIM di seluruh dunia berada di bawah 4 persen. Menurutnya, OJK dapat mengatur dan membuat angka maksimal NIM, hanya saja akan berat bagi perbankan.
“Begitu besaran NIM diatur, maka secara tidak langsung ini mengatur cost of fund dan biaya bunga pinjaman, karena bank pasti punya hitungan sendiri untuk menetapkan besaran NIM,” kata Amin kepada kumparan, Kamis (9/2).
Amin mengatakan penetapan NIM merupakan bagian dari strategi untuk menjaga likuiditas dan pendapatan. Sementara itu, pengamat perbankan, Paul Sutaryono, menjelaskan NIM yang tinggi membuat investor asing atau bank asing melirik bank lokal untuk diakuisisi.
Ia menganggap hal tersebut baik untuk memperkuat permodalan bank lokal. Namun mayoritas kepemilikan oleh asing tetap harus dibatasi sampai 49 persen.
ADVERTISEMENT
“Sudah ada suku bunga dasar kredit (SBDK) yang diharapkan mampu menahan komponen pembentukan suku bunga kredit. Sayangnya, SBDK belum sepenuhnya mampu mengendalikan suku bunga kredit,” tutur Paul.