APBI Ungkap Penyebab Tutupnya Pabrik Ban di Cikarang: Pemerintah Lambat Respons

17 Januari 2024 18:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pabrik di Cikarang. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pabrik di Cikarang. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane membeberkan kemungkinan penyebab tutupnya pabrik produsen ban, PT Hung-A Indonesia, yang berada di Cikarang. Bahkan, produsen tersebut sudah merumahkan sekitar 1.500 karyawan.
ADVERTISEMENT
Aziz bilang, PT Hung-A menjalankan bisnis dengan mengekspor ban sepeda ke Eropa dan mengandalkan permintaan dari Benua Biru tersebut.
Namun Aziz menyebut, sejak Eropa mengesahkan Undang-undang Anti Deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation Regulation/EUDR), Hung-A kehilangan mayoritas konsumennya. Menurutnya, negara-negara di Eropa menolak hasil perkebunan di Indonesia yang dianggap belum ditanam secara berkelanjutan, termasuk produk industri ban yang merupakan industri hilir dari karet.
“Hung-A itu, ekspor ban sepeda diproduksi di Indonesia, ada peraturan dari pemerintah Eropa untuk menyetop semua produk-produk dari karet karena produk-produk itu berasal dari hutan Indonesia, yang aturan soal deforestasi,” kata Aziz kepada kumparan pada Rabu (17/1).
EUDR disahkan oleh pemerintah setempat Eropa pada pada Mei 2023 lalu. Aziz bilang, untuk menutupi kosongnya permintaan dari Eropa, Hung-A kemudian memutar otak agar dapat mengandalkan pasar domestik dengan memasarkan produk impor.
ADVERTISEMENT
“Pasar domestik itu menjanjikan, jadi kita meminta ke pemerintah untuk kasihlah mereka mengimpor barang-barang yang belum diproduksi di dalam negeri,” tambah Aziz.
Namun, hal ini terbentur dengan janji pemerintah soal izin industri untuk mengimpor barang tidak lebih dari 10 persen produk yang dibuat di dalam negeri. Hingga kini, aturan tersebut belum disahkan.
“Salah mereka (pemerintah) juga, lambat sekali respons mereka. Pasar itu menunggu (aturan), ya akhirnya tutup dia (Hung-A) karena responsnya lambat sekali,” jelas Aziz.
Berdasarkan lama resminya, PT Hung-A Indonesia merupakan bagian dari Hung-A Group, perusahaan asal Korea Selatan. Di Indonesia, perusahaan mengekspor lebih dari 70 persen seluruh produksi bannya ke Eropa dan telah mengirimkan produknya ke Dunlop.
Sementara untuk pasar lokal, PT Hung-A Indonesia bermitra dengan beberapa perusahaan Indonesia untuk memastikan pangsa pasar. Khususnya, ban kelas atas untuk sepeda gunung atau mountain bike (MTB) telah mempertahankan posisi pertama dalam penjualan dengan merek kami di Jerman.
ADVERTISEMENT