Apindo Minta BI Tak Lagi Naikkan Suku Bunga

16 Juli 2024 13:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chair of B20 Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani.  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Chair of B20 Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta Bank Indonesia (BI) tidak menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur BI besok, Rabu (17/7). Pada RDG BI Juni lalu, BI mempertahankan suku bunganya pada level 6,25 persen.
ADVERTISEMENT
Shinta mengakui situasi perekonomian Indonesia memang sedang bergejolak. Hal ini membuat BI terus melakukan intervensi.
“Terutama yang berkaitan dengan kondisi rupiah dan lain-lain. Sekarang kelihatan (hasil intervensi) sudah mulai ini. Jadi harapan kami selalu sama seperti itu,” ungkapnya.
Berdasarkan data Bloomberg hari ini pukul 13.37 WIB, rupiah melemah 29,50 poin atau 0,18 persen di level Rp 16.199. Rupiah melemah hingga ke level Rp 16.000 sejak libur Lebaran lalu.
Di samping itu, Shinta mengatakan kondisi perekonomian global juga sedang tidak terkendali. Menurutnya, ketidakpastian ekonomi global membuat suku bunga Amerika Serikat atau Fed Fund Rate bertengger di level tertinggi dalam waktu lama atau higher for longer.
“Kita harus melihat kondisi global yang mempengaruhi Fed Rate. Masalahnya di Fed Rate (masih tinggi),” kata Shinta.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, meminta masyarakat tidak bingung dan kaget melihat pergerakan nilai tukar rupiah. Menurut dia, rupiah masih dalam keadaan stabil dan akan terus membaik.
"Nggak usah kaget, nggak usah bingung, Rp 15.990 Alhamdulillah yang penting stabil. Di sekitar Rp 16.000 bahkan menuju Rp 15.900 bahkan seterusnya, dari hari ke hari nilai tukar naik turun," kata Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (22/5).
"Secara keseluruhan Bank Indonesia melihat rupiah stabil dan akan cenderung menguat," tambahnya.
Perry melanjutkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara bulanan hingga 21 Mei 2024 kembali menguat 1,66 persen point to point (ptp), setelah pada April 2024 melemah 2,49 persen ptp.
ADVERTISEMENT
"Nilai tukar rupiah menguat dipengaruhi bauran kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia dalam memitigasi dampak rambatan ketidakpastian global,” ungkapnya.