Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Apindo Sebut THR Rp 50 Triliun untuk ASN Bakal Dongkrak Konsumsi Masyarakat
4 Maret 2025 14:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Langkah pemerintah menggelontorkan tunjangan hari raya THR sebesar Rp 50 triliun untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dinilai bisa mendongkrak konsumsi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo ) Sarman Simanjorang mengatakan, langkah pemerintah menggelontorkan dana THR sebesar 50 triliun itu juga bisa meminimalisir dampak efisiensi anggaran kementerian dan lembaga di 2025.
Hal ini dikarenakan Sarman melihat, berbagai stimulus yang digelontorkan pemerintah pada Kuartal 1 2025 pada akhirnya mendongkrak pertumbuhan ekonomi tetap di atas 5 persen.
Dia menyoroti berbagai kebijakan atau stimulus yang telah digelontorkan pemerintah utamanya pada periode Ramadan Idul Fitri tahun ini, seperti diskon tiket pesawat, diskon tarif tol hingga THR untuk ASN sebesar Rp 50 triliun.
Menurut dia Ramadan dan lebaran sebagai hari besar keagamaan yang ada di Kuartal 1 2025 memang harus dimanfaatkan pemerintah untuk menggenjot perekonomian.
ADVERTISEMENT
“Termasuk adalah THR untuk ASN yang disiapkan mencapai Rp 50 triliun. Semua ini tujuannya bagaimana supaya momentum Ramadan (dan) Idul fitri ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita,” kata Sarman kepada kumparan, Selasa (4/3).
Terlebih di Indonesia konsumsi rumah tangga atau konsumsi masyarakat menopang setidaknya 60 persen dari pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga tidak heran jika Pemerintah memilih untuk menggairahkan pasar di periode Ramadan dan Lebaran Idul fitri.
Selain itu, gelontoran THR sebesar 50 triliun juga akan menimbulkan multiplier effect atau efek berganda ke berbagai sektor seperti jasa, pariwisata, transportasi, industri penjualan makanan dan minuman atau food and beverage f&b termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Hal ini dikarenakan pada periode Ramadan dan Idul fitri ada fenomena mudik yang akan menyebabkan perputaran uang dari kota ke desa semakin lancar.
“Sehingga walaupun pemerintah melakukan efisiensi, tapi kalau nanti masyarakat sudah memiliki rencana untuk pulang kampung, tentu mereka juga akan berbelanja. Sehingga perputaran uang akan cukup besar dan membuat perekonomian kita semakin produktif,” tutur Sarman.
ADVERTISEMENT
Sarman juga menyoroti langkah pemerintah yang mengimbau sektor swasta untuk memberikan THR paling lambat Sabtu pekan sebelum hari raya Idul fitri.
Sarman menilai jika THR dibayarkan sebelum tenggat waktu yang diberikan pemerintah, maka multiplier effect yang timbul akan semakin besar. Sehingga nantinya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terjaga di atas 5 persen pada Kuartal I 2025 ini.
“Kita berharap kalau THR swasta juga bisa dicairkan lebih cepat sehingga para pekerja dapat merencanakan belanja dan mudik jauh jauh hari,” tutup Sarman.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menggelontorkan anggaran sebesar Rp 50 triliun untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di tahun 2025.
Pencairan THR ASN akan dicairkan paling cepat 3 minggu sebelum lebaran. Sementara, untuk pekerja swasta THR harus diberikan paling lambat 1 minggu sebelum Lebaran.
ADVERTISEMENT