Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Selain kumpul dengan keluarga, lebaran biasanya dirayakan dengan berbelanja. Karenanya, transaksi belanja cenderung meningkat di momen yang suci ini.
ADVERTISEMENT
Namun, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat, transaksi belanja lebaran kali ini tidak memuaskan. Pasalnya, belanja lebaran masyarakat tercatat hanya meningkat 25 persen, melambat 10 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Memang lebaran kali ini tidak sama dengan tahun lalu, yang lonjakan belanja bisa capai 35 persen. Tahun ini hanya sekitar 25 persen,” kata Ketua Umum DPP Aprindo Roy N. Mandey, saat ditemui di Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (11/7).
Penurunan ini diakuinya terjadi lantaran momen lebaran yang dekat dengan Pemilihan presiden (Pilpres). Menurutnya, momen Pilpres kemarin membuat masyarakat menengah ke atas lebih memilih berlibur ke luar negeri.
Karenanya, perputaran uang tidak terjadi di dalam negeri. Padahal, harusnya transaksi lebaran berkontribusi hingga 40 persen ke pendapatan sepanjang tahun. Dia menambahkan, transaksi belanja saat lebaran 2019 umumnya didorong oleh masyarakat dari kalangan menengah ke bawah.
ADVERTISEMENT
“Untuk level menengah ke bawah tetap expand money di Indonesia dan ini yang dorong transaksi. Biasanya harusnya pendapatan ritel sepanjang tahun itu didominasi dari lebaran,” pungkasnya.