APVI: Lebih dari 10 Perusahaan Rokok Elektrik Asing Siap Investasi di RI

18 Juli 2022 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vape. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vape. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto, menyebut akan ada produsen rokok elektrik yang akan berinvestasi di Indonesia, menyusul produsen raksasa asal China, Smoore Internasional, yang akan membangun pabrik di Malang, Jawa Timur, dengan nilai investasi Rp 1,2 triliun.
ADVERTISEMENT
"Saya beberapa dapat info, ada di Batam. Sedikit lagi mereka akan launching di Jawa Timur dan kota-kota lain juga ada," kata Aryo saat ditemui di Twin House Jakarta Selatan, Senin (18/7).
Aryo tak menyebut siapa saja perusahaan tersebut. Namun dia memastikan ada lebih dari 10 perusahaan yang menyatakan minat untuk berinvestasi di Indonesia. Sebagian perusahaan tersebut, akan merealisasikan investasinya di tahun ini.
"Di sisa tahun ini saya rasa nggak sampai 10, 5 sampai sekian yang akan rilis di tahun ini. Tapi sudah ada yang mulai, selain Smoore sudah mulai lagi di berbagai kota," ujarnya.
Tak seperti Smoore yang menanamkan modalnya hingga tembus Rp 1 triliun, Aryo mengatakan untuk perusahaan yang akan berinvestasi di Batam nilai investasinya tak sampai Rp 1 triliun.
ADVERTISEMENT
Namun menurutnya pasti ada perusahaan raksasa seperti Smoore yang kembali akan merealisasikan investasinya di Indonesia dengan nilai di atas Rp 1 triliun.
Sejumlah peringatan kandungan di produk rokok elektrik di sebuah toko vape di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Seperti Smoore itu dia bisa Rp 1,2 triliun karena semua produksi dan ekosistemnya di bawah ke Indonesia. Ada perusahaan yang memang dia masuknya sebagian ekosistemnya," jelasnya.
Lebih lanjut, Aryo menjelaskan bahwa banyak perusahaan rokok elektrik asal China yang tertarik berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut karena regulasi di China saat ini dirasa memberatkan produsen sementara mereka melihat peluang pasar di Indonesia cukup potensial.
"Itu jadi peluang bagi Indonesia, bagaimana perusahaan-perusahaan yang di sana tak bisa bertahan relokasi ke sini. Dan mereka yang sudah bertahan, melihat potensinya besar di Indonesia mereka buat juga di Indonesia," ujarnya.
ADVERTISEMENT