Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Arah Investasi Astra International (ASII), Mau Bidik Juga Sektor Kesehatan
8 Agustus 2024 15:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk (ASII), sudah menyiapkan arah investasi ke depan. Termasuk penguatan lini bisnis inti dan menambah sektor baru.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, mengatakan rencana investasi ASII telah ditetapkan sejak 1 sampai 2 tahun yang lalu. Arah investasi itu terbagi hingga 3 bagian.
“Yang pertama, tentunya adalah investasi-investasi yang kami perlukan untuk meningkatkan kinerja dan optimalisasi daripada bisnis inti kami,” ujar Djony dalam konferensi pers paparan publik virtual, Kamis (8/8).
Bisnis inti Astra International terbagi dalam 7 sektor, antara lain otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi dan properti. Menurut Djony, lini bisnis inti tersebut harus dikembangkan dengan berbagai cara.
“Termasuk di antaranya adalah bagaimana investasi-investasi baik di bisnis inti maupun di bisnis yang berdekatan dengan bisnis inti kami, atau ada kaitannya untuk memperluas cakupan daripada bisnis inti kami,” terang Djony.
Lini bisnis Astra International terus diperluas. Contohnya, ASII mulai menaruh investasi di sektor keuangan dengan mengakuisisi PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) melalui Astra Financial pada 2022.
ADVERTISEMENT
“Bagaimana kami berinvestasi misalnya di Bank Saku, di Digital Bank, kemudian di OLX, platform dari pada penjualan mobil bekas. Itu adalah arah daripada investasi kami,” kata Djony.
Astra juga mencoba menambah sektor baru secara selektif dengan pertimbangan prospek ekonomi Indonesia. Sektor kesehatan salah satunya, karena memiliki potensi pertumbuhan yang baik.
“Kemudian misalnya juga bagaimana kami juga masuk tetap berkeinginan untuk memperluas tentunya dengan satu seleksi yang baik di sektor infrastruktur. Kemudian juga bagaimana dengan investasi-investasi atau sektor-sektor pertambangan non batu bara,” tutur Djony.