Arifin Tasrif, Saksi Blok Masela yang Gantikan Jonan Jadi Menteri ESDM

23 Oktober 2019 9:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar RI di Tokyo, Arifin Tasrif. Foto: Twitter @KBRITokyo
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar RI di Tokyo, Arifin Tasrif. Foto: Twitter @KBRITokyo
ADVERTISEMENT
Matahari mulai terik, meski jam baru menunjukkan pukul 07.30 di Osaka, Jepang. Salah satu kota pelabuhan di Jepang itu, menjadi tuan rumah KTT G20 pada Juni 2019 lalu. Pada bulan itu pula, Osaka mengawali musim panas. Suhu udara berkisar antara 20 hingga 28 derajat celcius. Cukup hangat untuk wilayah beriklim subtropis, seperti Pulau Honshu tempat Kota Osaka berada.
ADVERTISEMENT
Tapi sinar terik matahari dan suhu udara yang mulai naik itu, tak membuat duta besar Indonesia di Jepang, Arifin Tasrif kegerahan. Ada hal melegakan terkait proyek migas raksasa di Indonesia, yang dia ikut andil dalam merampungkan kesepakatannya.
Proyek itu adalah pengelolaan Blok Migas Masela. Perusahaan asal Jepang, Inpex, menjadi kontraktor utama proyek bernilai USD 20 miliar atau tak kurang dari Rp 280 triliun itu. Proyek ini dikerjakan oleh Inpex Corporation sebagai operator dengan hak kelola 65 persen dan Royal Dutch Shell 35 persen. Mereka bekerja sama dalam satu perusahaan gabungan, bernama Inpex Masela Ltd.
"Setelah sekian lama dilakukan pembahasan, penandatanganan HOA ini menjadi titik penting bagi investasi hulu migas di Indonesia. Dengan nilai sekitar USD 18-20 miliar, ini jadi yang terbesar untuk investasi satu kegiatan migas di Indonesia,” kata Menteri ESDM, Ignasius Jonan, menanggapi momentum penandatanganan kontrak tersebut dengan lega.
Dubes RI untuk Jepang, Arifin Tasrif (Kedua dari kanan) menyambut kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana di Bandara Internasional Hansai, Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). Foto: Dok. Sekretariat Negara
Kontrak itu telah ditandatangani di Karuizawa, Jepang, pada 16 Juni 2019. Dua belas hari setelah itu, tepatnya pada Jumat, 28 Juni 2019, Presiden Joko Widodo atau Jokowi datang ke Osaka, Jepang. Kehadiran Jokowi untuk mengikuti KTT G-20.
ADVERTISEMENT
Pagi itu Arifin berdiri rapi di belakang Wakil Menlu Jepang, Toshiko Abe, serta sejumlah petugas protokol, menyambut kedatangan Jokowi di Bandara Internasional Hansai, Osaka.
Tentu ini jadi salah satu pertemuan yang berkesan antara Arifin Tasrif dengan Jokowi. Pasalnya, proyek migas Blok Masela yang sudah disepakati sejak 18 tahun silam, akhirnya bisa dituangkan dalam sebuah kontrak resmi berupa head of agreement di masa pemerintahan Jokowi.
Kontrak itu diteken oleh Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dan President Direktur INPEX Indonesia, Shunichiro Sugaya. Selain Arifin, ada sejumlah pejabat yang menyaksikan penandatanganan itu. Yakni Menteri ESDM, Ignasius Jonan dan Presiden yang juga CEO Inpex Corporation, Takayuki Ueda.
Arifin Tasrif (Kedua dari kanan) usai menyaksikan penandatanganan kontrak Head of Agreement (HOA) Pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela, Minggu (16/6). Foto: Dok.SKK Migas.
Meski proyek migas raksasa itu kini sudah melewati fase rencana pengembangan atau plan of development, bukan berarti kelanjutannya pasti mulus seperti roda mengaspal di jalan berhotmix. Inpex bahkan masih harus mencari pendanaan dan calon pembeli gas yang akan diproduksi dari Lapangan Abadi Blok Masela itu.
ADVERTISEMENT
"Kami tengah memikirkan soal pendanaan. Tapi kami belum memutuskan skema apa yang akan dipakai. Ini proyek besar jadi benar-benar mesti dipikirkan. Salah satu skema yang dipertimbangkan adalah TBS," kata Ueda dalam konferensi pers di Hotel Ayana, Jakarta, pertengahan Juli lalu.
Untuk menarik minat kreditur, Inpex masih harus merampungkan tahapan berikutnya setelah HoA dan PoD. Yakni keputusan final investasi (Final Investment Decision) dan desain konstruksi atau Front End Engineering Design (FEED).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Presiden Direktur Inpex Indonesia Shunichiro Sugaya saat menandatangani Head of Agreement (HOA) Pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela, Minggu (16/6). Foto: dok.SKK Migas.
Keterlibatan Arifin Tasrif di fase kontrak Blok Masela sebelumnya, tentu bisa menjadi bekal dia sebagai Menteri ESDM, untuk memuluskan penuntasan proyek migas Blok Masela. Meskipun memang, sektor migas merupakan bidang kerja baru buat lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
ADVERTISEMENT
Sebelum diangkat Jokowi menjadi duta besar di Jepang pada 2017 lalu, Arifin Tasrif lama menghabiskan kariernya di indsutri pupuk. Mulai dari Direktur Utama PT Pupuk Sriwijaya, Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, hingga untuk pertama kalinya menjadi orang nomor satu di holding industri pupuk nasional, yakni Direktur Utama PT Pupuk Indonesia.
Infografik Menteri ESDM Arifin Tasrif. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A