Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Arsjad Rasjid: Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Perlu Kolaborasi Anak Muda
17 Oktober 2024 18:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid , menilai untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen diperlukan kolaborasi utamanya generasi muda. Selain itu, transformasi dan adaptasi merupakan kunci untuk terus tumbuh maju.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Arsjad saat peluncuran White Paper Usulan/Rekomendasi Arah Kebijakan dan Pembangunan Ekonomi untuk tahun 2024-2029 di Ganara Artspace, Jakarta Selatan pada Kamis (17/10).
“Kami memahami bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, maka perlu kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak. Terlebih, generasi muda Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan, sehingga transformasi serta kemampuan beradaptasi merupakan kunci untuk terus tumbuh dan maju,” kata Arsjad melalui keterangan tertulis.
Arsjad mengatakan Indonesia sudah lima kali mencapai pertumbuhan 8 persen. Hal yang penting untuk mencapai target tersebut adalah akselerasi laju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
“Sebagai bagian dari kolaborasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, Kadin Indonesia telah menyusun white paper yang berisi usulan prioritas strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia untuk lima tahun ke depan," ujar Arsjad.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap white paper ini bisa menjadi referensi pemerintah dalam menyusun rencana kerja dan program pembangunan 2024-2029 sebagai landasan menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
White Paper yang dimaksud Arsjad berisi langkah-langkah untuk mencapai pertumbuhan dan target produk domestik bruto (PDB).
“Apabila semua inisiatif itu dapat diimplementasikan, akan tercipta 16-18 juta lapangan pekerjaan dari dampak pendapatan serta 5 juta lapangan kerja tambahan dari dampak belanja modal (capital expenditure) di 2029,” terang Arsjad.
Dalam White Paper terdapat 18 tema pertumbuhan yang ada, tujuh di antaranya fokus untuk pertumbuhan prioritas yang akan berkontribusi sekitar USD 400-450 miliar atau setara 80 persen terhadap PDB dalam lima tahun mendatang.
“Tujuh fokus area pertumbuhan prioritas tersebut mencakup infrastruktur yang terintegrasi, mudah diakses dan terjangkau, membangun ketahanan kesehatan dan transformasi layanan kesehatan, mewujudkan ketahanan energi, mengakselerasi pertumbuhan UMKM, memperkuat basis manufaktur melalui re-industrialisasi, membangun pusat pengembangan bisnis hijau terbesar di dunia, dan membangun ekosistem ketahanan pangan mandiri,” tutur Arsjad.
ADVERTISEMENT