Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
AS akan Kucurkan Investasi & Libatkan RI dalam Ekosistem Industri Semikonduktor
9 September 2022 6:40 WIB
·
waktu baca 5 menit
ADVERTISEMENT
Kabar baik datang dari Los Angeles, Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan tegas menyampaikan akan mengucurkan investasi ke Indonesia dalam mendukung industri semikonduktor. Indonesia akan dilibatkan dalam ekosistem industri barang super penting yang sedang diburu semua pihak di dunia ini.
ADVERTISEMENT
Komitmen baru AS tersebut disampaikan Gina Raimondo, U.S. Secretary of Commerce, saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis (8/9) waktu LA.
Pertemuan bilateral ini dilakukan di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri Indo Pacific Economic Framework (IPEF) di Hotel JW Marriott LA Live, Los Angeles, yang berlangsung 8-9 September 2022.
Dalam pertemuan ini, Menko Airlangga didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Duta Besar RI untuk AS Rosan P Roeslani, Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, dan Dirjen KPAII Kementerian Perindustrian Eko SA Cahyanto.
Komitmen Gina Raimondo terkait investasi industri semikonduktor ini berkat dukungan Indonesia yang berpartisipasi dalam IPEF. Tak tanggung-tanggung, dalam partisipasi di IPEF Indonesia mengikuti semua pilar yang terdiri dari pilar I-IV.
ADVERTISEMENT
IPEF merupakan inisiatif Amerika Serikat yang secara resmi diluncurkan oleh Presiden Joe Biden pada 23 Mei 2022 di Tokyo, Jepang.
Pilar I: Perdagangan (Fair & Resilience), Pilar II: Rantai Pasok/Supply Chain (Resilience), Pilar III: Energi Bersih, Dekarbonisasi & Infrastruktur (Infrastructure, clean energy, and decarbonization), Pilar IV: Pajak dan Antikorupsi. Pilar I akan dipimpin oleh U.S. Trade Representative (USTR), sedangkan II - IV dipimpin oleh US Department of Commerce (DOC).
Raimondo menjelaskan bahwa saat ini pemerintah AS telah menyediakan dana federal sebesar USD 50 miliar (sekitar Rp 747 triliun) untuk membangun industri semikonduktor.
Dari sebagian dana ini, AS akan mengucurkannya untuk investasi di Indonesia dalam mendukung ekosistem industri semikonduktor. Lantas berapa besar nilai investasi tersebut? Raimondo belum menjelaskan detail, namun dia meminta komitmen ini ditindaklanjuti tim teknis antarkedua negara.
ADVERTISEMENT
"Raimondo mengusulkan kedua negara membentuk tim teknis untuk segera membahasnya. Dan Oktober tahun ini, saya diundang ke sini untuk membahas hasil nyata dari pembahasan teknis tersebut," kata Menko Airlangga.
Salah satu yang perlu disiapkan Indonesia untuk menunjang industri semikonduktor ini adalah sumberdaya manusia (SDM). Raimondo menyampaikan peningkatan kapasitas SDM di bidang semikonduktor akan dilakukan melalui Program Master untuk semikonduktor (Master’s Degree in Semiconductor and Microelectronics Engineering) di University of Purdue, yang bisa dikerjasamakan dengan Perguruan Tinggi di Indonesia.
Terhadap tawaran Raimondo yang cukup detail ini, Menko Airlangga menyambut baik. Bahkan Airlangga menawarkan untuk menyiapkan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Pendidikan di Batam, agar sejalan dengan Industri Semi Konduktor yang sudah ada di Batam.
ADVERTISEMENT
Airlangga menegaskan pentingnya program konkret yang dapat direalisasikan (concrete deliverable) menindak lanjuti komitmen tersebut. Dia berharap komitmen investasi ini terealisasi sebelum tahun 2024.
Dalam industri semikonduktor, AS telah melakukan kerja sama ekosistem dengan negara-negara lain, seperti Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.
Dengan masuknya Indonesia ke dalam ekosistem negara industri semikonduktor, maka perkembangan industri semikonduktor di Indonesia akan berkembang pesat.
Saat ini, di Indonesia sudah ada perusahaan asal Jerman, yaitu PT Infineon Technologies Batam, yang mengembangkan semikonduktor di Batam.
Hal penting lain dari pertemuan bilateral ini, kata Airlangga, adalah komitmen AS dalam berinvestasi untuk pengembangan industri baterai untuk kendaraan listrik (EV battery) di Indonesia.
"Dua industri ini, baik industri semikonduktor maupun EV battery, merupakan dua industri yang sangat strategis dikembangkan AS dan Indonesia akan menjadi bagian ekosistemnya," kata Airlangga.
ADVERTISEMENT
Target Perdagangan RI-AS USD 60 Miliar
Pertemuan bilateral ini juga membahas berbagai perkembangan penting dalam perundingan IPEF dan upaya untuk meningkatkan kerja sama dan investasi AS lainnya ke Indonesia.
"Volume perdagangan bilateral RI-AS ditargetkan dapat mencapai USD 60 miliar, di mana saat ini baru mencapai sekitar USD 37 miliar, sehingga terdapat opportunity untuk lebih meningkatkan lagi kerja sama kedua negara," ujar Airlangga.
Pada pertemuan tersebut, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui omnibus law UU Cipta Kerja, posisi strategis Indonesia selaku Presidensi G20 dan Ketua ASEAN pada 2023, juga perlunya dukungan AS terkait masalah pangan terutama impor kedelai (soya bean) dari AS yang cukup besar.
Investasi AS ke Indonesia masih sangat kecil, di mana tahun 2021 hanya sebesar USD 2,54 miliar atau sekitar Rp 37,5 triliun, sehingga perlu didorong untuk lebih banyak investasi AS ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Raimondo membenarkan pernyataan tersebut, "Itulah pentingnya mengapa Indonesia perlu bergabung dalam IPEF dan berperan aktif dalam setiap pertemuan. Ini adalah oportuniti yang sangat bagus bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi AS," ujar Raimondo.
Terkait dengan isu Ketenagakerjaan yang termasuk dibahas dalam Pilar I, Menko Airlangga menjelaskan tentang kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui program Kartu Prakerja yang merupakan bantuan Pemerintah untuk meningkatkan keterampilan dan dukungan untuk tenaga kerja agar meningkatkan kompetensi dan mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha.
Program Kartu Prakerja merupakan program end-to-end digital dan program Government to People (G-to-P), yang telah diikuti oleh 11,6 juta peserta dan lebih dari 110 juta pendaftar yang dilakukan secara digital.
Raimondo sangat terkesan dengan keberhasilan program Kartu Prakerja tersebut. “Investasi Pemerintah pada sumber daya manusia akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi dan masa depan Indonesia,” ujar Raimondo. Dia juga menegaskan komitmennya mendorong perusahaan-perusahaan besar Amerika berinvestasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT