AS Berharap Indonesia Impor Susu Senilai Rp 297 Triliun

10 Mei 2025 12:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa. Foto: Muthia Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa. Foto: Muthia Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengusaha Amerika Serikat (AS) berharap Indonesia bisa meningkatkan impor susu dari AS senilai USD 18 miliar atau sekitar Rp 297 triliun (kurs Rp 16.545 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Menurut catatan perusahaan asal AS, Dairy, Indonesia selama ini mengimpor susu sebesar 90 persen dari Australia dan Selandia Baru.
Wakil Ketua Umum Bidang Strategis Kadin, Erwin Aksa mengatakan, perusahaan susu dari AS ingin membuka pasar produknya ke Indonesia.
Mengingat, konsumsi susu di Indonesia hanya baru satu gelas per orang dalam sehari, maka peluang itu kata pengusaha AS cukup besar.
"Kami diharapkan mengimpor susu lebih banyak, USD 18 miliar agar terjadi balance of trade. Kita impor agrikultur kalau tidak salah USD 3 miliar, kita ekspor kelapa sawit USD 9 miliar, dari sana terjadi defisit," ucap Erwin dalam jumpa pers di Jakarta Pusat, Jumat (9/5), dikutip Sabtu (10/5).
Kata Erwin, pengusaha-pengusaha dalam negeri nantinya bisa mengimpor banyak daging, susu, gandum, etanol dari Negeri Paman Sam itu agar tak terjadi defisit perdagangan.
ADVERTISEMENT
Ekspor Daging Terhambat Label Halal
Lewat Erwin, pengusaha-pengusaha AS yang bergerak di sektor pertanian juga mengaku ekspor dagingnya terhambat karena pengenaan label halal Indonesia.
"Contoh urusan daging, karena ada catatan halal, sehingga daging AS tak bisa masuk. Kenapa jadi catatan halal, karena tidak seluruh sapi diimpor ke indonesia, kita hanya impor T-Bone, sirloin, kita ga impor kepala, kaki," ucap Erwin.
Meski demikian, Ketua Umum Kadin Anindya (Anin) Novyan Bakrie menegaskan label halal merupakan hal yang hakiki di Indonesia. Pengusaha AS mesti menghormati dan membedakan kehalalan versi Indonesia dan AS.
"Jadi kalau halal-halal yang menjadi sorotan itu adalah beberapa lembaga halal di Amerika itu ada yang mungkin tidak memiliki satu standar," jelas Anin di kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, daging-daging yang berasal dari AS bukan tak sehat, tetapi metode pemotongannya tak sesuai dengan kaidah halal di Indonesia.