AS Terancam Resesi, BI Pastikan Ekonomi RI Tetap Kuat

7 Agustus 2024 14:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti (kanan) mengucapkan sumpah jabatan saat pelantikannya di Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (7/8/2024). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti (kanan) mengucapkan sumpah jabatan saat pelantikannya di Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (7/8/2024). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti memastikan ekonomi Indonesia tetap kuat, meskipun ada ancaman resesi dari Amerika Serikat (AS). Destry menjelaskan, kondisi ekonomi RI masih stabil didorong oleh kuatnya sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga di level 5 persen.
ADVERTISEMENT
"Satu hal yang membuat kita juga cukup preseden kan global sudah lama bergejolaknya, tapi kita punya sesuatu yang cukup strong didukung dengan sektor keuangan kita yang juga lebih stabil," ujar Destry usai pelantikan di Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (7/8).
Selain itu, Destry juga meyakini kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi akan segera turun. Hal ini menjadi sinyal baik bagi perekonomian domestik.
"Kondisi higher for longer atau suku bunga tinggi, inflasi tinggi, itu mungkin tidak akan terjadi lagi di global, probabilitasnya menjadi kecil. Tentu ini akan bagus bagi ekonomi domestik kita dan juga termasuk ekonomi di peers grup kita," jelasnya.
Bank Sentral juga memberikan sejumlah insentif agar likuiditas tetap melimpah. Di sisi lain, BI juga akan tetap mendorong pertumbuhan UMKM demi mendorong perekonomian.
ADVERTISEMENT
"Dan ini akan menjadi tantangan di mana kita akan terus mengakselerasi pertumbuhan, khususnya untuk sektor-sektor yang memang bisa menopang pertumbuhan ekonomi ke depan, salah satunya seperti UMKM kemudian sektor yang menyerap tenaga kerja yang besar itu tentunya menjadi perlu menjadi perhatian ke depan," tambahnya.
Mengutip Reuters, perlambatan ekonomi AS mulai terjadi di kuartal II 2024. Ekonomi Negeri Paman Sam ini tumbuh 2,8 persen kuartalan atau quarter to quarter (qtq), lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal III dan kuartal IV 2023 yang masing-masing berada di angka 4,9 persen dan 3,4 persen qtq.
Tak hanya itu, perlambatan aktivitas ekonomi AS juga mulai terjadi yang terindikasi dari meningkatnya angka pengangguran. Pada Juli 2024, tingkat pengangguran AS melonjak ke angka 4,3 persen, dari bulan sebelumnya 4,1 persen. Angka pengangguran AS di bulan lalu merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2021 dan jauh di atas ekspektasi pasar yakni 4,1 persen.
ADVERTISEMENT