Asetnya Rp 600 Miliar Disita Satgas BLBI, Harta Tommy Soeharto Sisa Berapa?

Tommy Soeharto. Foto: ROMEO GACAD / AFP

Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI) resmi menyita aset PT Timor Putra Nasional (TPN) milik Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Aset tersebut disita lantaran Tommy masih berutang kepada negara sebesar Rp 2,612 triliun.

Ketua Harian Satgas Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI, Rionald Silaban, penagihan yang dilakukan PUPN (Panitia Urusan Piutang Negara) sudah sampai pada tahap penerbitan surat sita atas jaminan aset PT TPN. Namun karena kendala lapangan, penyitaan aset baru bisa dilakukan hari ini.

"Satgas telah melakukan upaya penagihan terhadap kewajiban PT TPN. Penagihan kewajiban PT TPN berasal dari kredit beberapa bank," kata Rionald kepada wartawan, Jumat (5/11).

Hutomo Mandala Putra atau yang dikenal Tommy Soeharto. Foto: AFP PHOTOS / ADEK BERRY

Ada 4 aset tanah yang disita Satgas BLBI dari TPN. Empat aset tanah tersebut merupakan jaminan kredit PT TPN. Total nilainya Rp 600 miliar.

Berapa sisa harta kekayaan Tommy setelah aset Rp 600 miliar itu disita?

Berdasarkan daftar orang terkaya Indonesia yang dirilis Globe Asia pada 2018, Tommy Soeharto ditaksir memiliki kekayaan sebesar USD 670 juta atau Rp 9,51 triliun (kurs dolar Rp 14.200).

Hartanya terutama berasal dari Humpuss Group yang memiliki sejumlah hotel. Ia tercatat sebagai orang terkaya ke-60 di Indonesia sekaligus anak Soeharto yang paling kaya.

Bila dihitung berdasarkan data tersebut, Tommy masih punya kekayaan hampir Rp 9 triliun setelah dikurangi Rp 600 miliar.

Harta Kekayaan Keluarga Cendana

Sebagai bagian dari keluarga Cendana, aset Tommy tersebar di berbagai tempat. Forbes memperkirakan total nilai kekayaan keluarga Soeharto mencapai USD 16 miliar atau sekitar Rp 232 triliun (kurs dolar Rp 14.500), sementara TIME mengatakan nilai kekayaan keluarga Cendana itu hingga USD 35 miliar atau setara dengan Rp 507,5 triliun.

Menurut laporan Majalah TIME berjudul The Family Firm, selama tiga dekade lebih, keluarga Soeharto memiliki ekuitas (kepemilikan dalam bentuk nilai uang) yang signifikan, kurang lebih di 564 perusahaan yang juga tersebar di luar negeri.