Asian Agri Bantu Petani Plasma Kembangkan Usaha Selain Sawit

22 Maret 2019 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas Petani Plasma Kelapa Sawit Asian Agri di Provinsi Riau, Jumat (22/3). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas Petani Plasma Kelapa Sawit Asian Agri di Provinsi Riau, Jumat (22/3). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Asian Agri terus mendorong program replanting (peremajaan) perkebunan kelapa sawit. Program ini bertujuan untuk mengembangkan industri sawit secara berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas produksi.
ADVERTISEMENT
Kali ini, Asian Agri melakukan peremajaan lahan kelapa sawit milik petani plasma seluas 310 hektare (ha). Petani plasma merupakan petani kelapa sawit binaan perusahaan.
Lahan replanting seluas 310 ha tersebut dikelola oleh KUD Mulus Rahayu bersama 135 petani plasma. Saat ini Asian Agri memiliki 72 mitra KUD yang tersebar di Riau dan Jambi.
Ketua KUD Mulus Rahayu, Pawito Saring, mengatakan bahwa replanting ini sebagai proyek yang pertama kali dilakukan oleh KUD di Indonesia.
"Jadi awal replanting itu pada tahun 2016. Replanting dilakukan selama 4 bulan sampai nanam kembali. Lalu baru menghasilkan (panen) mulai pada akhir 2018," katanya kepada awak media saat ditemui di Siak, Riau, Jumat (22/3).
Petani Plasma Kelapa Sawit Asian Agri di Provinsi Riau, Jumat (22/3). Foto: Abdul Latif/kumparan
Pria yang akrab dipanggil Wito ini mengaku keputusan replanting bukan hal yang mudah. Sebab, sebagian besar petani kelapa sawit merasa khawatir saat memutuskan replanting lahan. Selama replanting, petani sawit tak mendapat penghasilan.
ADVERTISEMENT
"Petani datang ke (KUD) ingin mencari keyakinan dengan replanting. Karena ini kalau sawit di-replanting maka produksi kami enggak ada termasuk juga penghasilan," imbuhnya.
Di sisi lain, Asian Agri memberikan bantuan saat petani plasma tidak punya pendapatan selama proses replanting. Adapun bantuan-bantuan tersebut seperti memberikan fasilitas terkait ilmu, maupun bantuan bibit untuk usaha-usaha lain di luar sawit.
"Modalnya dari Asian Agri, bibit lele, bibit sapi semua Asian Agri. Mereka yang ingin beternak diikutkan pelatihan sampai ke Pulau Jawa," katanya.
Wito bilang dengan adanya usaha lain, maka setidaknya penghasilan untuk sehari-hari ada. Hal ini hanya berlaku sementara lahan mereka masih dalam proses tanam ulang.
"Sekarang ya sudah lumayan lah, buat sehari-hari ada. Jadi ada pendapatan harian," katanya.
Kelapa Sawit yang sudah diambil dari pohonnya. Foto: Abdul Latif/kumparan
Ia menambahkan, dana replanting diperoleh dari dana hibah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Total dana yang diterima sekitar Rp 3,2 miliar, dengan perhitungan Rp 25 juta per ha.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Deputy Head of Partnership Asian Agri Rafmen, menambahkan, bagi petani plasma yang belum memiliki usaha lain akan dijamin untuk dipekerjakan di lahan replanting.
"Kami pekerjakan di lahan replanting dengan gaji sesuai UMP (Upah Minimum Pekerja)," katanya.