Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) hari ini memenuhi panggilan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk agenda Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU). Salah satu yang ditanyakan DPR dalam rapat adalah soal kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Konon, Jiwasraya terjebak pada investasi saham gorengan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum AEI Bobby Gafur Umar menyatakan pihaknya belum dapat menentukan sikap atas kasus tersebut. Sebab, Bobby menilai, kasus ini belum terang.
“Jadi asosiasi belum mau mengambil posisi. Kami belum bisa ambil posisi karena belum jelas, belum selesai auditnya. Nanti audit selesai, tentu kita selaku wadah akan melihat apa yang akan kita lakukan,” ungkap Bobby di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (14/1).
Meski demikian, Bobby tak secara terang-terangan mengakui bahwa saham-saham yang dikoleksi Jiwasraya merupakan emiten yang jadi anggota AEI. Bobby menjelaskan tak semua emiten tergabung dalam wadah asosiasi.
“Kita enggak tau dia invest di mana. Enggak semua emiten itu terdaftar juga di asosiasi, bisa ikut bisa enggak. Kita enggak tahu juga. Malah mungkin enggak ikut, yang dia (Jiwasraya) beli,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Bobby berharap pemerintah bisa menangani kasus ini dengan tuntas dan penuh kehati-hatian. Sebab kasus ini sedikit banyak bersinggungan dengan pasar modal , tempat bagi para investor menanamkan modal mereka.
Bobby berharap kasus ini tak berkepanjangan dan berubah menjadi momok yang menakutkan bagi para investor di pasar modal. Menurut Bobby, saham-saham bermasalah hanya berjumlah segelintir. Dari 600 lebih emiten yang melantai di bursa, Bobby mengklaim mayoritas masih punya kinerja yang baik.
“Itu hanya satu dua tiga perusahaan aja. Selebihnya bagus-bagus kok di bursa,” tandasnya.