Asosiasi Furnitur Vietnam Buka Potensi Kolaborasi dengan Pelaku Usaha RI

31 Agustus 2024 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pabrik dan showroom perusahaan mebel Hiep Long Fine Furniture Company di Provinsi Binh Duong, Vietnam, Rabu (28/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pabrik dan showroom perusahaan mebel Hiep Long Fine Furniture Company di Provinsi Binh Duong, Vietnam, Rabu (28/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asosiasi kerajinan dan furnitur Vietnam (Ho Chi Minh City Handicraft and Wood Processing Association/HAWA) membuka potensi kolaborasi dan kerja sama dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).
ADVERTISEMENT
Mantan Presiden HAWA, Nguyen Quoc Khanh mengatakan, HAWA merupakan asosiasi furnitur terbesar di Vietnam saat ini, dengan anggota mencapai 640 industri kerajinan dan furnitur di Vietnam.
Suasana pabrik dan showroom perusahaan mebel Hiep Long Fine Furniture Company di Provinsi Binh Duong, Vietnam, Rabu (28/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
HAWA, menurut Khanh, didirikan pada 1991 sehingga selain organisasi dengan anggota terbesar, HAWA pun menjadi asosiasi pengusaha mebel dan kerajinan tertua di Vietnam.
"HAWA mengajak HIMKI untuk berkolaborasi untuk saling mengisi kebutuhan masing-masing industri dengan semangat tak hanya memajukan industri furnitur dan kerajinan masing-masing melainkan juga kemajuan industri furnitur dan kerajinan regional," katanya, dikutip Sabtu (31/8).
Khanh menilai, dalam konteks industri furnitur, Indonesia memiliki keunggulan sumber bahan baku yang melimpah serta keunggulan desain yang unik dan khas yang tak ditemukan di negara manapun.
Suasana pabrik dan showroom perusahaan mebel Lam Viet Joint Stock Company di Provinsi Binh Duong, Vietnam, Rabu (28/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Dengan demikian, Khanh mengundang HIMKI untuk turut berpartisipasi pada pamerannya yaitu Q Fair yang merupakan pameran furnitur outdoor pada Oktober 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
Khanh melanjutkan, salah satu kekuatan industri furnitur dan kerajinan negara sosialis ini terletak pada rantai pasok yang rapi dan berkelanjutan, manpower atau sumber daya manusia, dan teknologi maju dalam proses produksi.
Sementara itu Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Internasional HIMKI, Marthunus Fahrizal menyambut baik tawaran kolaborasi dari HAWA.
Ia berharap bahwa pertemuan ini sebagai langkah awal dari upaya memperkuat kekuatan industri mebel dan kerajinan kedua belah pihak dan juga di level regional.
"Diharapkan akan kembali ada upaya komunikasi lanjutan, sehingga harapan tersebut mampu direalisasikan kedua belah pihak," tuturnya.
Adapun Konsulat Jenderal Ho Chi Minh, Agustaviano Sofjan, juga mendukung upaya inisiasi kolaboratif antara HIMKI dan HAWA yang dia nilai perlu dikembangkan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat ini industri mebel dan kerajinan Vietnam adalah salah satu industri resilien yang tak sekedar mampu bertahan di tengah krisis dunia, melainkan juga melompat menjadi industri raksasa di ASEAN dan mampu menempati peringkat kedua pemasok mebel dunia setelah China.
"Salah satu kekuatan Vietnam terletak pada banyaknya perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang jumlahnya mencapai 22 FTA dengan berbagai negara," tandas Sofjan.