Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Asosiasi Peternak Sebut Rencana Impor 400 Ribu Sapi Australia Sudah Dikalkulasi
15 Februari 2024 15:11 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Sejauh sudah melalui kalkulasi yang matang menurut saya enggak masalah," kata Nanang kepada kumparan, Kamis (15/2).
Impor ini diharapkan bisa menopang derasnya kebutuhan daging yang mengalami pertumbuhan tiap tahun. Diperkirakan, permintaan daging pada 2024, mencapai 720.375 metrik ton.
Sedangkan, produksi dalam negeri ditargetkan 422.649 ton. Artinya, masih ada kekurangan alias defisit hampir 300 ribu ton. Untuk menutup kekurangan itu, pemerintah melakukan impor. Agar persediaan dan harga daging bisa tetap terjangkau.
Adapun tahun ini pemerintah mencanangkan impor sapi bakalan sebanyak 676 ribu ekor, serta 320.352 metrik ton daging beku. Langkah ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk itu, rekomendasi impor ini dikebut.
Kata Nanang, impor sapi bakalan itu bukan jadi masalah, karena yang menjadi kekhawatiran peternak Indonesia adalah impor daging kerbau India yang harganya murah.
ADVERTISEMENT
"Yang selama ini menjadi ancaman peternak adalah masuknya daging kerbau india dengan harga yang sangat murah, dan dengan jumlah yang berlebihan," pungkasnya.
Sebelumnya, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Hermanto Siregar, meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengutamakan para peternak sapi lokal sebelum menerbitkan izin impor. Dia meminta pemerintah memperhatikan waktu importasi 400 ribu ekor sapi bakalan dari Australia itu.
“Tentu harus dipertimbangkan timing-nya. Tidak bisa 400 ribu sapi bakalan masuk ke dalam negeri sekaligus, karena akan menyebabkan anjloknya harga daging sapi,” kata Hermanto seperti dilansir Antara, Kamis (15/2).
Hermanto mengingatkan, sapi bakalan membutuhkan waktu untuk penggemukan sebelum disembelih dan siap untuk dipasarkan. Atas dasar itu, menurut Hermanto, waktu impor tersebut juga harus diperhatikan Kemendag.
ADVERTISEMENT
“Bakalan sapi membutuhkan waktu untuk penggemukan sebelum disembelih dan siap dipasarkan,” papar Hermanto.
Ia pun meminta Kemendag RI memperhitungkan secara cermat jumlah sapi bakalan yang akan masuk dari Australia guna memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri.
“Sehingga, harus diperhitungkan secara cermat berapa banyak yang harus masuk untuk memenuhi kebutuhan daging bulan Ramadhan, berapa untuk bulan Syawal, dan berapa untuk Idul Adha nanti. Juga persebarannya di beberapa daerah, jangan menumpuk di satu daerah tertentu,” jelasnya.