Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Asosiasi Truk Duga Penyebab Macet Horor Pelabuhan Priok karena Efek Tarif Trump
19 April 2025 14:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selama penundaan 90 hari itu, Trump tetap menerapkan tarif impor yang lebih rendah ke 75 negara, termasuk Indonesia, sebesar 10 persen. Karena itulah, eksportir lebih awal mengirim barang-barangnya ke AS.
"Salah satu penyebabnya bahwa kebijakan Trump mengenai biaya masuk yang diterapkan mulai 90 hari ke depan membuat eksportir Indonesia ingin supaya barangnya mereka sampai di Amerika," kata Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan ketika dihubungi kumparan, Sabtu (19/4).
Bukan hanya eksportir, importir juga terdampak. Kapal-kapal yang telat bersandar ke Pelabuhan Tanjung Priok dari pelayaran internasional membuat penumpukan bongkar muat.
"Kan barang impor tertahan lama di Tanjung Priok karena kebijakan pemerintah menahan barang selama 16 hari. Jadi kapal masuk banyak, barang impornya numpuk terus. Begitu dibuka, ya semuanya ngambil barangnya lah buru-buru kan, itu juga alasannya (macet)," katanya
Alasan lain yang kata Gemilang menjadi biang kemacetan adalah eksportir Indonesia juga memanfaatkan peluang kurs Dolar AS yang sedang naik terhadap rupiah. Pasalnya, ketika Dolar AS naik, otomatis eksportir menerima lebih banyak Rupiah.
ADVERTISEMENT
"Mereka mau segera itu dikapalkan. Begitu dikapalkan kan diterima duit. Itu salah satu," lanjutnya.
Hal lain adalah efek domino dari kebijakan pengaturan operasional angkutan barang selama Mudik Lebaran 2025. Pembatasan angkutan barang saat mudik Lebaran lebih difokuskan untuk kendaraan angkutan barang dengan sumbu tiga atau lebih.
"Dampak daripada ada larangan operasi truk selama 16 hari pada waktu mudik Lebaran, sehingga barang numpuk di pelabuhan itu. Sehingga mengakibatkan kemacetan," katanya Gemilang.
Rugi Rp 120 Miliar
Dia menuturkan, pengusaha truk yang tergabung dalam Aptrindo telah merugi Rp 120 miliar imbas kemacetan Pelabuhan Tanjung Priok tertanggal 16-17 April 2025.
"Kita rugi lah, kira-kira udah Rp 120 miliar. Iya, selama tanggal 16 sama 17 April," terang ia.
Sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mengungkap penyebab terjadinya kemacetan parah di jalan akses Pelabuhan Tanjung Priok merupakan efek usai libur Lebaran dan masuknya libur Paskah. Hal ini membuat banyak kapal yang sudah tertunda masuk menjadi buru-buruan masuk.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 4.000-an truk yang angkut kontainer masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok, padahal kapasitas maksimal hanya 2.500-an.
“Ini menghadapi liburan, jadi ada buru-buruan gitu lho. Ini kombinasinya kira-kira seperti itu. Karena kemarin pada saat lebaran kan memang sedikit sekali kegiatan kan,” kata Direktur Utama PT Pelindo, Arif Suhartono, kepada kumparan, Jumat (18/4).
Kemacetan terjadi sejak Rabu (16/4) malam hingga Kamis (17/4) sore. Arif menjelaskan titik kemacetan di Terminal NPCT 1 juga disebabkan rata-rata jumlah truk yang naik.