Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Asparminas Apresiasi Upaya Peralihan Galon AMDK ke Kemasan Bebas BPA
9 Januari 2025 18:46 WIB
·
waktu baca 3 menitAsosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) mengapresiasi upaya perusahaan air minum yang beralih dari galon AMDK ke kemasan bebas BPA. Hal ini sejalan dengan tren penggunaan galon air minum bermerek yang bebas dari risiko kontaminasi senyawa kimia berbahaya.
"Prediksi kami, tahun ini bakal lebih banyak lagi produsen air kemasan bermerek yang mengikuti jejak yang sama dengan beralih menggunakan galon yang lebih sehat, berkualitas dan bebas BPA," kata Sekretaris Jenderal Asparminas, Nio Eko Susilo.
Menurut Eko, tren tersebut didorong oleh perubahan preferensi konsumen yang menginginkan kemasan galon air minum yang terjamin keamanan dan mutunya. Regulasi pemerintah terkait risiko kesehatan di balik konsumsi air galon bermerek dengan kemasan dari jenis plastik keras polikarbonat pun turut melatarbelakangi adanya langkah ini.
Pada April 2024, BPOM mewajibkan industri air kemasan menambahkan label baru pada kemasan berupa peringatan bahaya BPA. Regulasi tersebut menyusul temuan lapangan BPOM selama dua tahun berturut-turut yang menunjukkan kontaminasi BPA pada galon bermerek di sejumlah provinsi telah melewati ambang batas berbahaya.
"Sekarang ini di hampir seluruh wilayah Jakarta, market leader telah menarik galon polikarbonat dan menggantinya dengan galon bebas BPA yang terlihat segar, lebih bening dan dijamin bebas dari risiko kontaminasi BPA," katanya.
Eko bilang, shifting kemasan galon oleh salah satu produsen air minum terbesar di Jakarta tersebut menyusul sukses penerapan hal serupa di seluruh Bali dan Manado dalam tiga tahun terakhir.
"Ini membawa pesan pada pelaku industri lainnya bahwa shifting tersebut bisa dilakukan dan industri berkomitmen pada penyediaan produk air minum bermerek yang aman bagi kesehatan konsumen," katanya.
Eko pun optismis pabrikan air minum bermerek lain –yang jumlahnya mencapai 1.100 perusahaan di seluruh Indonesia– segera mengikuti langkah yang sama dan beralih ke kemasan galon bebas BPA.
"Semua produsen AMDK peduli terhadap kesehatan konsumen karena itu masalah peralihan ke kemasan galon bebas BPA tinggal menunggu waktu saja," tegasnya.
Data menunjukkan, dari 170 juta galon air minum bermerek yang beredar di pasaran setiap tahunnya, sebanyak 95 persen di antaranya menggunakan kemasan dari jenis plastik keras polikarbonat yang dihasilkan dari proses pengolahan senyawa kimia BPA.
Residu BPA yang terdapat pada galon polikarbonat tersebut diketahui rawan luluh (migrasi) ke dalam air dan terminum oleh konsumen.
Menurut Eko, konsumen saat ini makin banyak yang tersadarkan akan risiko paparan BPA pada kesehatan, utamanya paparan BPA yang bersumber dari migrasi BPA dalam kemasan galon polikarbonat.
Sayangnya, lanjut Eko, masih banyak konsumen yang belum bisa membedakan mana kemasan air minum bermerek yang bebas BPA dan mana yang masih menggunakan plastik polikarbonat.
"Masyarakat awam sebenarnya mudah mengetahui galon bebas BPA dengan memperhatikan kode penomoran plastik di dasar kemasan. Bila tertera angka satu, seperti pada semua merek kemasan botol, itu berarti kemasannya terbuat dari plastik jenis polietilen tereftalat (PET) yang bebas BPA,” kata Eko.
“Sementara bila angkanya tertera nomor 7, seperti pada umumnya galon, itu berarti produk tersebut menggunakan kemasan dari plastik polikarbonat yang diproses dari pengolahan senyawa kimia BPA," pungkasnya.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio