Astra Agro Lestari Alokasikan Belanja Modal Rp 1,5 T di 2024

17 Februari 2024 12:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Astra Agro Lestari, Santosa, saat Talk to CEO 2024 di Hotel Gaia Bandung, Jumat (16/2/2024).  Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Astra Agro Lestari, Santosa, saat Talk to CEO 2024 di Hotel Gaia Bandung, Jumat (16/2/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Astra Agro Lestari (AALI) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,5 triliun di tahun 2024. Mayoritas anggaran tersebut untuk replanting atau peremajaan perkebunan kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
Alokasi belanja modal Astra Agro Lestari tidak jauh berbeda dengan tahun 2023, yaitu dalam kisaran Rp 1,5 triliun sampai Rp 1,7 triliun dengan kebutuhan paling besar untuk replanting sawit.
Direktur Utama Astra Agro Lestari, Santosa, mengatakan selain untuk replanting, belanja modal paling besar diperuntukkan perawatan tanaman yang belum menghasilkan.
"Capex kalau rencana kita sekitar Rp 1,5 triliun di 2024, tapi kalau kita lihat alokasi terbesar ya untuk replanting dan perawatan tanaman yang belum menghasilkan," ujarnya saat Talk To CEO 2024, Jumat (16/2).
Santosa menyebutkan, perusahaan menargetkan program replanting perkebunan sawit sekitar 5.000-6.000 hektare per tahun. Hal ini untuk menjaga agar produksi kelapa sawit perusahaan tidak terlalu ambles.
"Dengan demikian, saya masih bisa bagi dividen. Ini perusahaan sudah 35 tahun enggak boleh enggak bagi dividen," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dia melanjutkan, program replanting perkebunan sawit bertujuan menstabilkan produksi perusahaan yang stagnan, bahkan cenderung menurun karena usia tanaman kelapa sawit yang semakin tua. Replanting membutuhkan waktu minimal 3 tahun.
Astra Agro Lestari yang sudah berdiri selama 36 tahun ini memiliki total 210.000 hektare perkebunan sawit. Santoso menyebut, 1/3 dari total tanaman kelapa sawit perusahaan ditanam selama tahun 1994-1997, sehingga sudah melewati puncak produksi dan harus diremajakan.
Santosa menjelaskan, replanting ini akan menyasar pada tanaman sawit dengan yield rendah. Adapun istilah yield merujuk pada perhitungan produktivitas tanaman kelapa sawit per satu hektare per periode tertentu.
"Tergantung pada yield rata-rata Astra Agro, saat ini yang di-replanting adalah yang yield-nya di bawah rata-rata, sehingga ke depan stabilize di situ sampai tanaman mudanya mulai menghasilkan, nah itu baru nanti kita beralih lebih agresif," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, stabilisasi produksi kelapa sawit setidaknya butuh 3 siklus. Selama menunggu stabilisasi, Astra Agro Lestari memastikan terus menjaga pertumbuhan produksi salah satunya dengan membeli tandan buah segar (TBS) dari mitra luar.
Adapun produksi Astra Agro Lestari pada tahun lalu meningkat sekitar 4,5-5 persen. Namun, Santosa menyebutkan kenaikan ini tidak signifikan karena patokan produksi tahun 2022 yang rendah, sehingga tahun 2023 adalah normalisasi.
"Kenapa jelek (produksi) tahun lalu, begitu ada export ban, supaya saya masih bisa menerima buah dari luar, walaupun enggak maksimal," pungkas Santosa.