Astra International (ASII) Serap Belanja Modal Rp 12,3 T di Semester I 2024

8 Agustus 2024 12:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menara Astra, tempat PT Astra International Tbk berkantor.  Foto: Dok. Astra
zoom-in-whitePerbesar
Menara Astra, tempat PT Astra International Tbk berkantor. Foto: Dok. Astra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk (ASII), telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure) atau capex senilai Rp 12,3 triliun hingga semester I 2024. Alokasi capex tahun 2024 secara keseluruhan mencapai Rp 37 triliun.
ADVERTISEMENT
“Capex dan investasi di tahun 2024 setelah penyesuaian kami lakukan adalah sebesar Rp 37 triliun. Sampai semester pertama 2024 tahun ini, sudah terserap Rp 12,3 triliun,” ujar Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro dalam konferensi pers paparan publik virtual, Kamis (8/8).
Sekitar 65-70 persen dari capex Rp 12,3 triliun itu dialokasikan untuk bisnis alat berat dan pertambangan. Sedangkan sisa capex dimanfaatkan untuk berbagai segmen bisnis, khususnya bisnis perkebunan pada sektor agribisnis.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih Grup Astra mencapai Rp 15,86 triliun per semester I 2024, turun 9,13 persen dibandingkan semester I 2023. Pelemahan kinerja ini akibat penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan grup.
“Kami juga masuk tetap berkeinginan untuk memperluas (lini bisnis), tentunya dengan satu seleksi yang baik di sektor infrastruktur. Kemudian juga bagaimana dengan investasi-investasi atau sektor-sektor pertambangan non batu bara, karena akan sejalan dengan aspirasi transisi kami terutama di grup alat berat dan pertambangan di United Tractors,” kata Djony.
ADVERTISEMENT
Penurunan laba bersih ASII sejalan dengan pendapatan perusahaan yang ikut turun 1,49 persen menjadi Rp 159,97 triliun dari semula mencapai Rp 162,39 triliun pada semester I 2023.
Penurunan laba ASII juga disebabkan oleh kerugian yang belum direalisasi atas investasi di saham Gojek Tokopedia (GOTO) dan Medikaloka Hermina (HEAL). Kerugian investasi di kedua perusahaan tersebut mencapai Rp 817 miliar di paruh pertama 2024.
“Terlepas dari tantangan-tantangan ini dengan bisnis yang terdiversifikasi, Grup memperkirakan kinerja untuk sisa tahun ini akan tetap resilien. Grup tetap optimis terhadap pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan kemampuan kami untuk mempertahankan posisi terdepan pada berbagai portofolio bisnis kami,” terang Djony.