Astra International Buka Suara soal Saham ASII Anjlok

30 April 2024 20:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menara PT Astra International Tbk (ASII). Foto: Dok. Astra International
zoom-in-whitePerbesar
Menara PT Astra International Tbk (ASII). Foto: Dok. Astra International
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII) Djony Bunarto Tjondro mengungkapkan penyebab saham perusahaan terus anjlok. Menurut Djony, kondisi tersebut dipengaruhi perekonomian global akibat munculnya pesaing baru.
ADVERTISEMENT
Selain kondisi ekonomi global, muncul juga sentimen ekonomi domestik maupun situasi geopolitik. Sentimen pasar secara khusus memunculkan berbagai perspektif dalam menganalisa pergerakan saham.
Selama sebulan, saham ASII anjlok 4,19 persen. Harga saham sempat berada di level tertinggi Rp 8.950 pada tahun 2017 kemudian anjlok di level Rp 5.150 pada perdagangan Selasa (30/4).
“Tekanan pada harga saham Astra, tidak terlepas dari sentimen perekonomian global dan domestik. Kami melihat ada reaksi pasar munculnya persaingan sektor otomotif, muncul pesaing-pesaing baru terutama battery EV terutama China dan Korea yang dianggap ancaman bagi posisi Astra,” ujar Djony dalam konferensi pers RUPST virtual, Selasa (30/4).
Meski demikian, Djony kurang menyetujui analisis saham ASII yang kurang positif sehingga menyebabkan banyak kekhawatiran. Secara fundamental, Astra International memiliki portofolio bisnis yang beragam dan terdiversifikasi dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Saat ini market share ASII secara agregat masih 55-56 persen. Ini menunjukkan kekuatan soliditas yang dimiliki produk-produk Astra,” imbuh Djony.
Djony memastikan bisnis Astra International tetap resiliensi dengan menghadapi berbagai tantangan misalnya pandemi COVID-19. Kombinasi portofolio memberikan pertumbuhan dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kinerja Astra didukung oleh fundamental yang kuat dan solid, tata kelola yang baik dan tentunya paling penting didukung neraca yang sehat,” terangnya.