Astra International Raup Laba Rp 11,4 T di Semester I 2020, Naik 16 Persen

30 Juli 2020 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menara Astra, tempat PT Astra International Tbk berkantor.  Foto: Dok. Astra
zoom-in-whitePerbesar
Menara Astra, tempat PT Astra International Tbk berkantor. Foto: Dok. Astra
ADVERTISEMENT
Kinerja PT Astra International Tbk selama semester I 2020 juga terpengaruh adanya pandemi virus corona. Astra masih berupaya meningkatkan kinerja perusahaan dengan tetap memperhatikan penanganan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengungkapkan, pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra pada semester I 2020 sebesar Rp 89,8 triliun atau menurun 23 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun, laba bersih meningkat 16 persen.
“Laba bersih Grup Astra sebesar Rp 11,4 triliun, meningkat 16 persen dibandingkan dengan semester I tahun 2019, termasuk keuntungan dari penjualan saham di Bank Permata,” kata Djony melalui keterangan tertulisnya yang dikutip kumparan, Kamis (30/7).
Djony menjelaskan, tanpa memasukkan keuntungan penjualan tersebut, laba bersih grup menurun 44 persen menjadi Rp 5,5 triliun, terutama karena penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan yang disebabkan dampak COVID-19. Sementara itu nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2020 sebesar Rp 3.773 atau meningkat 3 persen dari nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2019.
ADVERTISEMENT
“Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp 1,4 triliun pada 30 Juni 2020, dibandingkan utang bersih sebesar Rp 22,2 triliun pada akhir tahun 2019, setelah diterimanya hasil dari penjualan saham di Bank Permata pada bulan Mei,” ujar Djony.
“Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup Astra meningkat dari Rp45,8 triliun pada akhir tahun 2019 menjadi Rp46,4 triliun pada 30 Juni 2020,” tambahnya.
Djony Bunarto (Tengah), Presiden Direktur PT Astra International Tbk yang menggantikan Prijono Soegiarto. Foto: Dok. Astra International
Djony menjelaskan di setiap bisnis Grup Astra, tingkat utang dan posisi likuiditas dipantau dengan cermat dan langkah-langkah untuk mengurangi risiko operasional dan keuangan dilakukan. Berbagai tindakan juga diambil untuk mengelola biaya dan menjaga tingkat kas, termasuk mengurangi belanja modal dan mengelola modal kerja.
Kegiatan Bisnis
ADVERTISEMENT
Djony menjelaskan pada kuartal kedua 2020, operasi Grup Astra mengalami gangguan yang signifikan karena pandemi COVID-19 dan tindakan pengendalian terkait pandemi. Gangguan operasi tersebut termasuk penutupan sementara kantor perusahaan, fasilitas manufaktur dan dealer otomotif.
Berikut ini laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham PT Astra International Tbk dari tiap-tiap segmen bisnis:
Otomotif
Laba bersih dari divisi otomotif Grup menurun 79 persen menjadi Rp 716 miliar, terutama karena penurunan volume penjualan yang signifikan pada kuartal kedua. Berikut adalah ikhtisarnya:
ADVERTISEMENT
Jasa Keuangan
Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup menurun 25 persen menjadi Rp 2,1 triliun selama semester pertama 2020, terutama disebabkan oleh peningkatan provisi untuk menutupi peningkatan kerugian kredit bermasalah pada bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat. Berikut adalah ikhtisarnya:
ADVERTISEMENT
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi
Laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi menurun sebesar 29 persen menjadi Rp 2,4 triliun, terutama disebabkan oleh penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah, akibat melemahnya harga batu bara. Berikut adalah ikhtisarnya:
ADVERTISEMENT
Agribisnis
Laba bersih dari divisi Agribisnis Grup mencapai Rp 312 miliar, meningkat secara signifikan dibandingkan laba bersih pada semester pertama tahun 2019, karena harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi. Berikut adalah ikhtisarnya:
Menara Astra, tempat PT Astra International Tbk berkantor. Foto: Dok. Astra
Infrastruktur dan Logistik
ADVERTISEMENT
Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat rugi bersih Rp 88 miliar, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp 83 miliar pada semester pertama tahun 2019, terutama disebabkan penurunan pendapatan jalan tol. Berikut adalah ikhtisarnya:
ADVERTISEMENT
Teknologi Informasi
Laba bersih dari segmen teknologi informasi Grup menurun 64 persen menjadi Rp 16 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9 persen sahamnya dimiliki Perseroan.
Properti
Divisi properti Grup melaporkan peningkatan laba bersih dari Rp 32 miliar menjadi Rp 71 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi di Menara Astra dan pengakuan laba dari proyek pengembangan Asya Residences.