Astra Jual 259 Ribu Mobil dalam 6 Bulan, Naik 23 Persen

5 Agustus 2022 14:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Astra Auto Fest 2019. Foto: Bangkit Jaya Putra
zoom-in-whitePerbesar
Astra Auto Fest 2019. Foto: Bangkit Jaya Putra
ADVERTISEMENT
PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja yang positif pada semester I 2022. Perusahaan mencatat penjualan mobil meningkat dengan dilonggarkannya PPKM dan peningkatan aktivitas pasca libur Lebaran 2022.
ADVERTISEMENT
Head of Corporate Investor Relations Astra International Tira Ardianti mengungkapkan situasi ekonomi di Indonesia yang terus menunjukkan perbaikan pasca wabah pandemi COVID-19 sampai dengan hari ini, tentunya memberikan dampak yang positif pada bisnis Astra International. Kinerja tersebut dianggap mencerminkan kinerja yang kuat dari hampir semua divisi bisnis, terutama divisi alat berat dan pertambangan, otomotif, dan jasa keuangan grup.
Menurut Tira, penjualan mobil secara industri nasional per semester I 2022 mencapai 475 ribu unit atau naik hingga 21 persen. Dari jumlah tersebut, sebanyak 259 ribu unit atau 54 persennya merupakan mobil produksi Astra Group yang laris manis terjual.
"Dari penjualan nasional itu, market share kami 54 persen. Jadi 259 ribu unit ini setara penjualan meningkat 23 persen," kata Tira dalam acara Workshop Wartawan Pasar Modal 2022, Jumat (5/8).
ADVERTISEMENT
Selain itu, pada semester pertama tahun 2022 telah diluncurkan 18 model baru dan 10 model revamped. "Kami juga terus meluncurkan model-model baru di pasar mobil, ya, ada total sampai dengan semester pertama itu sekitar 18 model baru sudah kami luncurkan dan 10 model yang sifatnya revamped," kata Tira.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil tahun 2022 diproyeksikan mencapai 900.000 unit. Kendati demikian, Tira menjelaskan, saat itu asumsinya tidak ada perpanjangan insentif pajak untuk barang mewah yang diberikan oleh pemerintah demi mendorong industri otomotif pada tahun 2021.
Head of Investor Relation Astra , Tira Ardianti. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Namun, pemerintah akhirnya memutuskan untuk masih memberikan insentif. Hal ini disebabkan oleh pemulihan ekonomi yang masih secara bertahap dilakukan.
"Insentif tetap diberikan hanya saja memang lebih lingkupnya lebih kecil dibandingkan yang pernah diberikan di tahun 2021 hanya terbatas lingkupnya pada tipe-tipe kendaraan tertentu terutama yang berada pada segmen yang di bawah Rp 250 juta," jelas Tira.
ADVERTISEMENT
Ia menilai, langkah yang diambil pemerintah ikut membantu industri otomotif untuk bangkit kembali. Dengan adanya insentif pajak, penjualan kendaraan terutama pada semester I 2022 berangsur meningkat.
"Adanya insentif tersebut mendorong penjualan kendaraan pada kuartal pertama 2022. Kemudian berlanjut juga ada periode menjelang Lebaran di mana secara seasonal memang kalau menjelang Lebaran itu penjualan kan pastinya akan naik ditambah ekonominya juga membaik. Alhamdulillah akhirnya tutup periode semester pertama marketnya naiknya 21 persen," pungkas Tira.