Asumsi Pertumbuhan Ekonomi hingga Kurs Rupiah di APBN 2018 Meleset

2 Januari 2019 20:32 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 di Gedung Kementrian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/12). 
 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 di Gedung Kementrian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/12). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 di Gedung Kemenkeu, Rabu (2/1) ini.
ADVERTISEMENT
Dari paparan itu diketahui terdapat beberapa hal yang ternyata meleset dari asumsi yang telah dicanangkan dalam APBN. Beberapa di antaranya, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, dan harga minyak.
Pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan sebesar 5,4 persen pada APBN 2018 terealisasi sebesar 5,15 persen yang dibulatkan 5,20 persen.
"Maka kita lihat bandingannya dengan UU APBN 2018 yang menggunakan basis asumsi, tahun 2018 di asumsikan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen realisasi diperkirakan 5,15 persen dibulatkan 5,2 persen," katanya di paparan Realisasi APBN 2018 Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (2/1).
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) dan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo (kiri) memberikan pemaparan APBN 2018 di Gedung Kementrian Keuangan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) dan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo (kiri) memberikan pemaparan APBN 2018 di Gedung Kementrian Keuangan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Sedangkan nilai tukar rupiah meleset dari asumsi dalam APBN 2018 sebesar Rp 13.400 per dolar AS sementara realisasinya Rp 14.427 per dolar AS.
Sri Mulyani melanjutkan, harga minyak pun mengalami deviasi tajam dari asumsi APBN yaitu USD 48 per barel tapi realisasinya USD 67,5 per barel.
ADVERTISEMENT
"Lifting minyak kita (juga) di bawah yang diasumsikan. Asumsinya 800 ribu barel per hari (bph) dan realisasinya 776.000 bph. Lifting gas asumsinya 1.200 BOEPD (barrel oil equivalent per day) dan realisasi nya 1.136 BOEPD," dia menerangkan.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menekankan inflasi sepanjang 2018 masih terjaga pada 3,13 persen. Pasalnya, harga pangan masih terkendali.
Ia tak memungkiri tahun 2018 ini memang diselimuti dengan tekanan ekonomi global yang berat. Namun, ke depan pihaknya tetap yakin momentum perekonomian Indonesia masih akan cukup kuat.
"Dengan lingkungan makro global seperti itu, di dalam negeri ekonomi kita masih cukup terjaga. Kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi 2018 justru menunjukkan adanya kecenderungan penguatan. Ini sesuatu yang sangat positif," tegasnya.
ADVERTISEMENT