Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Atasi Impor Garam dan Daging, Erick Thohir Mau Caplok Perusahaan Luar Negeri
19 November 2020 17:01 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir membuka kemungkinan mengakuisisi tambak garam di luar negeri. Ia mengatakan rencana langkah itu diambil karena garam konsumsi di Indonesia sudah swasembada, tapi garam industri masih sering impor .
ADVERTISEMENT
"Kami sebagai korporasi ya kalau melihat ini ada valuable yang menarik untuk perusahaan tambak garam di luar negeri yang bisa aja kita caplok, karena memang yang namanya garam industri ini terus impor," kata Erick saat acara Jakarta Food Security Summit 5 secara virtual, Kamis (19/11).
Erick mengungkapkan, sebenarnya dalam mengatasi persoalan tersebut pihaknya sudah membentuk klaster BUMN pangan. Namun, ia terbuka apabila ada kesempatan dalam mencaplok perusahaan luar negeri.
Selain garam, Erick mengatakan komoditas yang masih banyak impor adalah daging sapi . Sehingga ia juga membuka kemungkinan dalam mengakuisisi dari perusahaan luar negeri dengan menggandeng perusahaan swasta.
“Ya kita sangat terbuka kalau memang kita perlu akuisisi perusahaan daging di luar negeri bersama swasta. Kita menjadikan Indonesia Incorporation. Kita tidak perlu mayoritas, mungkin 40 persen, 60 persen, 2 sampai 3 pemain swasta,” ujar Erick.
ADVERTISEMENT
“Kita akuisisi perusahaan di Brasil atau Argentina we are more than welcome. Toh kalau berpartner dengan BUMN masuk barangnya lebih gampang, nah ini kan ada win-win,” tambahnya.
Erick mengakui pasar di Indonesia khususnya untuk daging sapi juga tinggi sehingga jangan sampai terus-terusan impor. Langkah tersebut tentunya akan dimatangkan dulu bersama klaster BUMN pangan.
Lebih lanjut, Erick juga mendukung adanya Public Private Partnership di sektor pangan. Setidaknya ada empat hal yang bisa dimanfaatkan apabila ada kerja sama dengan skema tersebut.
“Satu, partnership pengembangan lahan. Kedua, partnership pengembangan produknya tersendiri. Ketiga, partnership pengembangan dari pada pasarnya. Keempat, bisa saja kepemilikan, selama itu ada win-win partnership yang jelas,” tutur Erick.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.
ADVERTISEMENT