Aturan Pasar Lelang Komoditas Disiapkan: Tembakau hingga Caviar Bisa Dilelang

1 Agustus 2023 16:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt. Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko di acara Bappebti Outlook 2023, Kantor Bappebti, Rabu (4/1/2023). Foto: Dok. Bappebti
zoom-in-whitePerbesar
Plt. Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko di acara Bappebti Outlook 2023, Kantor Bappebti, Rabu (4/1/2023). Foto: Dok. Bappebti
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmotko mengungkapkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah menggodok Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) untuk Pasar Lelang Komoditas (PLK). Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengusaha menjual komoditasnya.
ADVERTISEMENT
Didid menyebut, dengan adanya PLK ini, pembeli dan penjual dipertemukan dan dapat melakukan transaksi sesuai harga yang disetujui kedua belah pihak.
Dengan PLK, mata rantai perdagangan komoditas bisa dipangkas. Sehingga, harga jual petani bisa menjadi lebih tinggi dan langsung dapat dijual ke konsumen, sehingga mampu menekan inflasi.
“Lelang prinsipnya adalah lelang itu ketemu antara many seller dengan many buyer, sehingga harganya fair,” kata Didid saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Selasa (1/7).
Dia menyebutkan, saat ini terdapat Perintah Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2022 tentang Penataan, Pembinaan, dan Pengembangan Pasar Lelang Komoditas. Dalam hal ini, Bappebti ditunjuk sebagai pengurus dari pasar lelang. Namun Didid mengaku Bappebti masih menunggu proses pembuatan Permendag sebelum diimplementasi.
ADVERTISEMENT
“Ini lagi kita bikin turunan kebijakan untuk bikin lelang, Permendag dulu. Nanti ada Perba (Peraturan Badan) menyusul,” jelas dia.
Didid membeberkan, setidaknya 22 jenis komoditas yang akan masuk pasar lelang, antara lain tembakau, ikan, rumput laut, dan telur ikan terbang atau caviar. Ia mengaku saat ini untuk telur ikan terbang merupakan komoditas yang sedang laku keras diekspor.
“Telur ikan terbang itu kan caviar, itu lagi boom di ekspor. Nah itu sekarang pakai Sistem Resi Gudang (SRG). Jadi nelayan mengumpulkan telur, dikumpulkan pengusaha dan agregatornya, kemudian ditaruh di resi gudang,” kata Didid.
“Di situ ada financing-nya, bank mengeluarkan financing-nya, dibayar ke nelayan. Jadi nelayan begitu dikumpulkan, kan dia langsung dapat duit. Nah yang ngumpulin ini si pengusaha, hasil ekspornya bayar ke bank,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Didid menuturkan saat ini sembari menunggu dikeluarkannya kebijakan, ia tengah membahas dengan para pengusaha untuk pembentukan PLK ini. Ia juga menekankan Permendag belum akan dikeluarkan dalam waktu dekat.