Aturan Visa Baru Saudi Bisa Bikin Jumlah Jemaah Umrah RI Turun

3 Januari 2019 16:32 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibadah haji tahun 2018. (Foto: Zohra Bensemra/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ibadah haji tahun 2018. (Foto: Zohra Bensemra/Reuters)
ADVERTISEMENT
Asosiasi Umrah dan Haji Indonesia yang tergabung dalam Permusyawaratan Antarsyarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia (Patuhi) menolak kebijakan baru Pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang mewajibkan jemaah umrah Indonesia mengurus data biometrik berupa rekam sidik jari dan retina mata di operator Visa Facilitation Service (VFS) Tasheel. Kalangan asosiasi menilai keberadaan VFS Tasheel justru menghambat kegiatan umrah bagi jemaah asal Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Baluki Ahmad, mengungkapkan saat ini jemaah dari daerah pelosok diwajibkan untuk mengurus data biometrik di kantor VFS Tasheel di Jakarta. Hal ini dianggap tidak efisien baik dari segi waktu maupun biaya.
"Yang keberatan masyarakat. Masyarakat kita dengan letak geografis yang sangat meyebar 17 ribu pulau bayangkan orang mau berangkat umrah harus biometrik dulu harus direkam jejak jari dan mata. Ini datang dari kampung dan kabupaten, kota beberapa hari hanya untuk itu kan (merugikan)," katanya usai jumpa pers mengenai VFS Tasheel bagi jemaah umrah di Penang Bistro, Jakarta Pusat, Kamis (3/1).
Ribuan Jemaah Haji Berkumpul di Jabal Rahmah (Foto: AFP/Ahmad Al-Rubaye)
zoom-in-whitePerbesar
Ribuan Jemaah Haji Berkumpul di Jabal Rahmah (Foto: AFP/Ahmad Al-Rubaye)
Kewajiban mengurus data biometrik di VFS Tasheel sendiri baru diterapkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi pada tanggal 17 Desember 2018. Sebelumnya jemaah asal Indonesia bisa mengurus biometrik langsung di Jeddah
ADVERTISEMENT
Menurut Baluki, kebijakan visa baru ini bisa saja menurunkan jemaah umrah Indonesia hingga sebesar 40 persen setiap tahunnya.
Berdasarkan data Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), setiap tahunnya terjadi tren peningkatan jemaah umrah di Indonesia. Pada tahun 2016 jumlahnya sekitar 600 ribu jemaah. Kemudian naik menjadi 800 ribu jemaah di 2017, dan pada 2018 terdapat sekitar 1,05 juta jemaah.
"Akan tinggi (susut jemaah umrah) ya bisa 30-40 persen atau yang lebih parah lagi kalau ini berlaku nanti musim haji. Haji itu kalau dipersyaratkan seperti ini bayangka 230 ribu orang mau ke mana," sebutnya.