Awal Mula CT Beli Saham Garuda Indonesia hingga Disebut Rugi Rp 11,2 Triliun

6 Juni 2021 10:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia Boeing 373-800 NG dengan desain masker baru sebagai bagian dari kampanye penggunaan masker di tengah pandemi COVID-19. Foto: ADEK BERRY/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia Boeing 373-800 NG dengan desain masker baru sebagai bagian dari kampanye penggunaan masker di tengah pandemi COVID-19. Foto: ADEK BERRY/AFP
ADVERTISEMENT
Persoalan memanas terkait kondisi maskapai penerbangan milik BUMN, Garuda Indonesia. Terjadi perdebatan antara Komisaris Garuda Indonesia, Peter F Gontha, dengan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
ADVERTISEMENT
Peter mempersoalkan pendapat Arya Sinulingga tentang peran Peter Gontha yang disebut Arya kian aneh, hingga Peter yang diam saat rapat dengan Kementerian BUMN terkait Garuda.
Adapun Peter Gontha, merupakan Komisaris Garuda Indonesia yang mewakili pengusaha Chairul Tanjung, pemilik saham minoritas di maskapai tersebut. CT, sapaan Chairul Tanjung, memiliki 28 persen saham Garuda Indonesia.
Dalam postingan di akun instagramnya, Peter Gontha sekilas menceritakan awal mula CT menjadi pemegang saham Garuda. Menurut dia, saat itu CT diminta tolong membeli saham Garuda karena para underwriter gagal total.
"Waktu CT (Chairul Tanjung) diminta TOLONG karena para underwriter gagal total, CT setor USD 250 juta, waktu itu $ masih sekitaran Rp 8.000, sekarang $ sudah Rp 14.500," seperti dikutip dari postingan Instagram Peter Gontha.
ADVERTISEMENT
Chairul Tanjung. Foto: Facebook @Chairul Tanjung
CT pertama kali membeli saham Garuda Indonesia atau GIAA pada 2012 silam melalui perusahaan miliknya, Trans Airways. Pada waktu itu, Trans Airways membeli 10,88 persen saham dari tiga sekuritas penjamin emisi initial public offering (IPO) Garuda. Adapun saat ini, porsi kepemilikan saham CT di GIAA sudah 28,26 persen.
Menurut Peter, saat Garuda IPO, saham Garuda berada di posisi Rp 625 per saham, kini saham Garuda Rp 256 per saham. Dalam hitungan Peter, CT sudah merugi Rp 11,2 triliun termasuk bunga, tapi belum termasuk jika menghitung inflasi.
"Sementara, orang yang tidak setor apa-apa bikin aturan-aturan dan strategi tanpa libatkan pihak Pak CT. Sedih, kan?" kata Peter.
Peter Frans Gontha. Foto: Facebook @Peter Frans Gontha
Menurut Peter, orang yang paling sakit adalah CT, yang disebut sebagai pemegang saham "ece ece." Ia juga mengatakan bahwa dirinya mendapat amanah untuk menyuarakan kegalauan CT.
ADVERTISEMENT
"Iya, saya sebagai orang yang rada sensitip banget merasa lagi dimarahin, karena saya lihat dan banyak juga yang tanya 'Kok Arya Sinulingga kok nyerang Peter Gontha?' Jadi itu mungkin asumsi saya yang salah, ya maaflah," lanjut Peter.