news-card-video
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Awas Tertimpa Kasus Serupa Meikarta, Berikut Tips Sebelum Beli Apartemen

21 Desember 2022 12:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lipsus Meikarta. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lipsus Meikarta. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Membeli apartemen selain harus mempertimbangkan kondisi keuangan juga tak kalah penting melihat riwayat pihak pengembang proyek. Terlebih, kini ramai kemelut megaproyek apartemen Meikarta milik anak usaha Lippo Group, PT Mahkota Sentosa Utama (MSU), membuat masyarakat lebih berhati-hati.
ADVERTISEMENT
Perencana Keuangan yang berfokus di sektor properti (Financial Advisor Community/IFAC) Ike Noorhayati Hamdan memberikan beberapa tips untuk masyarakat yang ingin memiliki apartemen mereka sendiri.

Tujuan Membeli Apartemen

Yang pertama, masyarakat harus memahami tujuan mereka. Apakah membeli apartemen untuk tempat tinggal atau dijadikan aset investasi. Bila untuk tempat tinggal, pastikan bahwa apartemen tersebut memenuhi fungsi yang diperlukan dari sebuah tempat tinggal, yaitu mendukung kualitas kehidupan misalnya dalam hal bekerja.
"Kalau membeli apartemen untuk tujuan investasi saran saya adalah pastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi terlebih dahulu. Sehingga investasi itu, saya sangat menyarankan untuk berpikir risiko loss-nya daripada potensi gain-nya," kata Ike kepada kumparan, Rabu (21/12).

Hitung Besaran Cicilan

Tips kedua, melakukan manajemen keuangan. Ike menyarankan agar berpegang pada rumus sederhana, di mana dari 100 persen penghasilan bulanan, 40 persen untuk kebutuhan hidup, 30 persen adalah batas maksimal piutang, 20 persen untuk tujuan jangka panjang, dan 10 persen untuk tujuan lainnnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi proporsinya saya tetap menyarankan bahwa total keseluruhan alokasi utang itu maksimum di angka sepertiga dari penghasilan bulanan," jelasnya.
Ilustrasi Apartemen. Foto: Aditia Noviansyah

Riset Lokasi Apartemen

Yang ketiga, melakukan riset tentang kawasan dan pengembangan lokasi apartemen yang bisa menunjang kehidupan sehari-hari. Selain itu, riset tentang perbandingan harga di pasaran.
Melihat banyaknya masyarakat yang membeli apartemen melalui cicilan, Ike menyarankan juga untuk melakukan riset dan memilih partner pembiayaan dengan cermat.
"Ada partner pembiayaan atau bank yang seperti itu memang dia fokus di pembeli (rumah) pertama, Jadi syaratnya lebih mudah dan segala macam tetapi mungkin dari sisi bunga atau angka bagi hasilnya relatif lebih tinggi dibanding dengan yang lain," terang dia.

Reputasi Developer

Tips lainnya yang tak kalah penting menurut Ike adalah riset terhadap riwayat pengembang proyek. Disinggung soal kasus Meikarta, Ike mengatakan tips ini menjadi satu yang paling utama.
ADVERTISEMENT
Apalagi, lanjut Ike, dalam sebuah investasi tidak ada jaminan kinerja masa lalu menjamin perolehan di masa depan.
"Kalau saya simpulkan, seberapa penting untuk melihat kualitas dari developer dan partner pembiayaan, saya menyarankan ini menjadi top 3 priority selain tentu saja kesanggupan diri kita sendiri untuk melakukan pembiayaan jangka panjang itu," tegas dia.
Senada, Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan, belajar dari kasus Meikarta, Ferry menegaskan pentingnya mengetahui reputasi dari pengembang proyek sebelum memutuskan membeli apartemen.
"Untuk menghindari seperti ini, masyarakat harus lebih punya catatan pada saat mereka membeli satu proyek yang harus dilihat adalah latar belakang pengembang, apakah punya kasus serupa," kata Ferry.
Apalagi ketika sebuah proyek properti dilakukan besar-besaran dengan iming-iming keuntungan besar, Ferry mengimbau agar masyarakat tak mudah tergiur.
ADVERTISEMENT
"Jangan hanya tergiur awal-awal misalnya dengan harga yang sangat terjangkau. Kan mereka rata-rata tergiur dengan harga yang sangat terjangkau," pungkasnya.

Untuk Konsumen Senasib Kasus Meikarta

Khusus untuk masyarakat yang mengalami kejadian serupa polemik apartemen Meikarta, Ike memberikan beberapa saran. Terlebih, kasus seperti itu menurutnya sebelumnya sudah pernah ada.
Perkumpulan Komunitas Peduli Konsumen Meikarta demo di depan Bank Nobu Plaza Semanggi, Senin (19/12/2022). Foto: Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
"Kalau menurut saya ada dua hal. Yang pertama secara finansial apabila memang sudah terlihat bahwa (proyek) ini mandek, sampaikan secara terbuka pada entah itu developer atau banknya, bahwa kita cuti dulu untuk melakukan pembayaran sampai melihat adanya progres yang nyata," jelas Ike.
Apabila disetujui, Ike menyarankan masyarakat untuk tetap mengelola keuangannya dengan rumus yang dia katakan, sepertiga dari penghasilan bulanan disisihkan khusus untuk apartemen, bisa dimasukkan deposito.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, tidak semua mitra pembayaran menyertakan ketentuan cuti pembayaran dalam kontrak pembelian. Untuk itu, dia menyarankan masyarakat untuk benar-benar memastikan poin cuti pembayaran di dalam kontrak pembelian.
"Saya tidak yakin bahwa (poin cuti pembayaran cicilan) itu ada di setiap perjanjian pembelian," kata dia.
Lipsus Meikarta. Foto: kumparan
Adapun bila poin tersebut tak termuat di kontrak, Ike mengimbau kepada konsumen untuk tetap menyampaikan itikad baik mereka, entah ke bank sebagai mitra pembiayaan atau ke pihak pengembang properti.
Ike melanjutkan, polemik seperti apartemen Meikarta ini sering kali yang menjadi pengganjal adalah persoalan legal. Untuk itu, dia mengimbau para konsumen bisa kolektif untuk menyampaikan keluhan mereka.
"Bisa diambil langkah secara legal misalnya mengajukan penuntutan dan segala macam. Mungkin bisa diambil langkah kolektif jadi bersama dengan para pembeli lainnya yang memiliki kepentingan untuk either project-nya yang berlanjut atau uangnya pada titik tertentu bisa kembali," ujar dia.
ADVERTISEMENT