B50, Komitmen Penyediaan Energi dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Pertanian

18 Agustus 2024 20:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menghadiri acara Soft Launching implementasi Biodiesel B50 di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Minggu (18/8/2024). Foto: Kementan RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menghadiri acara Soft Launching implementasi Biodiesel B50 di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Minggu (18/8/2024). Foto: Kementan RI
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus berupaya menjamin ketersediaan energi dan kemudahan akses masyarakat terhadap energi. Termasuk energi biodiesel B50 dengan harga terjangkau tapi tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Ketua Working Group B50, Andi Nur Alamsyah, saat menyampaikan laporan pada soft launching biodiesel B50 di pabrik biodiesel PT Jhonlin Agro Raya, Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Minggu (18/8/2024).
"Ketahanan energi merupakan salah satu faktor penting ketahanan nasional. Selain itu, bagaimana ketahanan energi nasional melalui B50 ini juga dapat mengurangi emisi karbon dan menekan defisit neraca perdagangan serta meningkatkan kesejahteraan petani," ungkap Andi.
Menurutnya, tantangan pengembangan biodiesel B50 ke depan bukan hanya pada pemenuhan bahan baku dari CPO tetapi di aspek hilir juga dibutuhkan upaya-upaya khusus dalam hal  peningkatan kapasitas terpasang pabrik termasuk  peningkatan efisiensi produksi pabrik hingga 90%.
Ilustrasi energi ramah lingkungan. Foto: petrmalinak/Shutterstock
Di samping itu, Andi Nur Alamsyah menambahkan perlu adanya inovasi dan teknologi dalam  menyesuaikan spesifikasi B50, penyesuaian insentif  biodiesel dan introduksi teknologi baru, juga strategi  komunikasi dan aspek-aspek legalitas yang oleh pihaknya sedang upayakan dan perkuat.
ADVERTISEMENT
"Kami juga sedang melakukan penyesuaian infrastruktur dan sarana prasarananya untuk program B50 ke depan," imbuhnya.
Oleh karena itu, semangat kolaboratif dari semua pemangku kepentingan menjadi kunci pengembangan implementasi B50 yang melibatkan kementerian/lembaga teknis baik di level pusat maupun level daerah.
"Makna yang penting untuk ditekankan terutama bagaimana mendorong pendekatan kebersamaan multi-stakeholder juga kalangan perusahaan dan industri biodiesel, melalui pendekatan kemitraan di dunia usaha dengan asas saling menguntungkan dan bersama-sama meraih visi misi pembangunan perkebunan yang berkelanjutan, utamanya untuk ketahanan energi nasional," ujarnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menghadiri acara Soft Launching implementasi Biodiesel B50 di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Minggu (18/8/2024). Foto: Kementan RI
Di tempat yang sama, Mentan Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa saat ini kekuatan pangan dan biodiesel ada di Indonesia. Dirinya mengingatkan agar potensi ini dikelola dengan baik. Pasalnya, Indonesia menguasai 58% CPO di dunia.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu B50 akan memberikan dampak ekonomi, dampak politik, dan seluruhnya, sebagai contoh negara di benua Eropa, membutuhkan 2,6 juta KL per tahun.
“Jadi sudah jelas target kita adalah bersiap untuk implementasi penggunaan biodiesel B50. Melalui kegiatan soft launching ini akan menjadi catatan sejarah tersendiri sebagai pelopor implementasi B50 di tanah air,” tegasnya.