Babak Baru Negosiasi Perdagangan Bebas China-ASEAN 3.0

11 Oktober 2024 9:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan PM China Li Qiang. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan PM China Li Qiang. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdana Menteri China Li Qiang menekankan sumber daya pasar menjadi keuntungan ekonomi ASEAN dan China. Apalagi, ASEAN dan China merupakan pasar utama lantaran populasi kedua pihak mencakup seperempat dari total populasi dunia.
ADVERTISEMENT
“Terlebih lagi pasar kita sedang meningkat secara menyeluruh. Baik itu digitalisasi industri, transformasi hijau atau peningkatan struktur impor dan ekspor, semua ini menciptakan peluang baru untuk perdagangan dan investasi,” kata Li dalam KTT China-ASEAN yang digelar di Vientiane, Kamis (10/10), dikutip dari Xinhua.
Hal ini, lanjut Li, semakin diperkuat dengan perjanjian perdagangan bebas bilateral dan multilateral yang dipercepat dalam beberapa tahun terakhir, dan membuat aliran pasar menjadi efisien dan lebih kuat.
“Saya yakin bahwa integrasi dan konektivitas yang lebih dekat dan lebih baik antara dua pasar utama China dan ASEAN akan menghasilkan skala ekonomi yang lebih besar, aglomerasi industri, dan efek limpahan pembangunan,” tuturnya.
Li kemudian mengumumkan, ASEAN dan China menyepakati kesimpulan substansial dari negosiasi peningkatan Free Trade Area (FTA) 3.0. Sebagai informasi, negosiasi FTA China-ASEAN ini sudah dimulai pada November 2022.
ADVERTISEMENT
“Saya bersama pimpinan ASEAN dengan senang hati mengumumkan kesimpulan substansial dari Peningkatan Negosiasi FTA 3.0 China-ASEAN. Hasil yang penting ini memberikan perlindungan kelembagaan bagi kita untuk membangun pasar kita yang sangat besar bersama-sama. Ini merupakan langkah penting dalam mempelopori integrasi ekonomi Asia Timur,” ungkapnya.
Li mengatakan, Peningkatan Negosiasi FTA 3.0 China-ASEAN ini menunjukkan dukungan China terhadap multilateralisme dan perdagangan bebas.
“China berharap dapat mengeksplor lebih banyak cara dan sarana dengan ASEAN untuk menghubungkan dan berbagi pasar, sehingga dapat menghasilkan dorongan pembangunan yang lebih kuat dan lebih langgeng bagi kedua pihak, dan memberikan dukungan yang lebih solid untuk kemakmuran bersama di kawasan dan dunia,” jelasnya.
Menurut Li, konektivitas yang efisien dan arus ekonomi yang lancar menjadi fondasi penting untuk pembangunan. Untuk mencapai ini, Li mengatakan diperlukan jaringan konektivitas multidimensi yang memungkinkan pembangunan tanpa hambatan bagi Asia.
ADVERTISEMENT
“China ingin meningkatkan kerja sama perkeretaapian, pelabuhan dan infrastruktur lainnya dengan ASEAN, mempercepat penandatangan dan implementasi FTA 3.0, memperkuat hubungan antarsistem pembayaran lintas batas, dan meningkatkan penyelesaian mata uang lokal,” ungkapnya lagi.
Selain itu, Li mengungkapkan China dan ASEAN perlu memperluas kerja sama dalam industri yang sedang berkembang. Ia menyatakan China ingin menggandeng ASEAN memanfaatkan peluang dari revolusi teknologi dan transformasi industri.
“Serta memanfaatkan potensi kerja sama di berbagai bidang seperti ekonomi digital dan pembangunan hijau. Kita perlu membina ekosistem digital yang berkelanjutan dan inklusif, serta mempercepat transformasi digital industri tradisional,” tuturnya.
“China akan melaksanakan S&T Capacity Enhancing Initiative of AI Empowering Development for ASEAN, dan siap membangun kemitraan ekonomi biru dengan ASEAN, serta bersama-sama membangun pusat kerja sama energi bersih,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT